Membaca Al-Qur'an Suara Keras Vs Lembut, Mana yang Lebih Baik?

Membaca Al-Qur'an Suara Keras Vs Lembut, Mana yang Lebih Baik?

Rosmha Widiyani - detikNews
Senin, 11 Mei 2020 17:30 WIB
Umat Muslim sedunia melakukan ibadah puasa selama bulan Ramadan.  Seperti terlihat di keluarga Muslim di London dan Australia, mereka menikmati Ramadan dengan menyenangkan dan dipenuhi amalan puasa. Begini potretnya:
Foto: Getty Images/Dan Kitwood/Membaca Al-Qur'an Suara Keras Vs Lembut, Mana yang Lebih Baik?
Jakarta -

Selama Ramadhan 2020, membaca Al-Qur'an menjadi salah satu ibadah yang tidak boleh ketinggalan. Pahala dan sejumlah keuntungan lain dijanjikan Allah bagi yang membaca atau mendengar Al-Qur'an.

Dengan keuntungan tersebut, apakah lebih baik membaca Al-Qur'an dengan suara baik atau keras? Membaca Al-Qur'an dengan pengeras suara sempat menimbulkan polemik beberapa waktu lalu di Medan. Polemik yang terjadi karena warga merasa terganggu tersebut kini sudah selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hadistnya, Nabi Muhammad SAW sempat menyinggung terkait membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau lembut. Keduanya ternyata sama baiknya, seperti dijelaskan dalam hadist berikut.

ADVERTISEMENT

ΨΉΩŽΩ†Ω’ ΨΉΩΩ‚Ω’Ψ¨ΩŽΨ©ΩŽ بْنِ ΨΉΩŽΨ§Ω…ΩΨ±Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩΩ‡ΩŽΩ†ΩΩŠΩ‘ΩΨŒ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… ‏:‏ ‏ "‏ Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ§Ω‡ΩΨ±Ω بِالْقُرْؒنِ ΩƒΩŽΨ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ§Ω‡ΩΨ±Ω Ψ¨ΩΨ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΨ―ΩŽΩ‚ΩŽΨ©ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ω…ΩΨ³ΩΨ±Ω‘Ω بِالْقُرْؒنِ ΩƒΩŽΨ§Ω„Ω’Ω…ΩΨ³ΩΨ±Ω‘Ω Ψ¨ΩΨ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΨ―ΩŽΩ‚ΩŽΨ©Ω ‏"‏ ‏.‏

Artinya: Seperti dinarasikan Uqbah bin Amir Al-Juhani, Rasulullah SAW mengatakan, "Siapa yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras maka seperti memberi sedekah terang-terangan dan siapa yang membaca dengan suara lembut maka seperti memberi sedekah secara rahasia." (HR Sunan Abi Dawud).

Rasulullah SAW pernah diceritakan senang mendengar ayat Al-Qur'an yang dibacakan padanya. Supaya terdengar, membaca Al-Qur'an dalam kondisi tersebut harus sedikit lebih keras.

Ω†Ω’ عَبِيدَةَ، ΨΉΩŽΩ†Ω’ ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΨŒ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ω„ΩΩŠ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… ‏"‏ Ψ§Ω‚Ω’Ψ±ΩŽΨ£Ω’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰Ω‘ΩŽ ‏"‏ ‏.‏ ΩΩŽΩ‚ΩΩ„Ω’Ψͺُ يَا Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩŽ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ£ΩŽΩ‚Ω’Ψ±ΩŽΨ£Ω ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ψ£ΩΩ†Ω’Ψ²ΩΩ„ΩŽ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ‏"‏ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩΩŠ أُحِبُّ Ψ£ΩŽΩ†Ω’ Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ω…ΩŽΨΉΩŽΩ‡Ω مِنْ ΨΊΩŽΩŠΩ’Ψ±ΩΩŠ ‏"‏ ‏.‏ ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ±ΩŽΨ£Ω’Ψͺُ سُورَةَ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩΨ³ΩŽΨ§Ψ‘Ω حَΨͺΩ‘ΩŽΩ‰ Ψ₯ِذَا Ψ¨ΩŽΩ„ΩŽΨΊΩ’Ψͺُ ‏:‏ ‏(β€Ψ¬ΩΨ¦Ω’Ω†ΩŽΨ§ Ψ¨ΩΩƒΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω‡ΩŽΨ€ΩΩ„Ψ§ΩŽΨ‘Ω Ψ΄ΩŽΩ‡ΩΩŠΨ―Ω‹Ψ§ ‏)‏ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ΩΩŽΨ±ΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ’Ψͺُ ΨΉΩŽΩŠΩ’Ω†ΩŽΩ‰Ω Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‘Ω Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… ΨͺΩŽΩ‡Ω’Ω…ΩΩ„Ψ§ΩŽΩ†Ω ‏.‏ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ أَبُو ΨΉΩΩŠΨ³ΩŽΩ‰ Ω‡ΩŽΨ°ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΨ΅ΩŽΨ­Ω‘Ω مِنْ حَدِيثِ أَبِي Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΨ­Ω’ΩˆΩŽΨ΅Ω

Artinya: Dinarasikan Ibrahim dari Abidah seperti dikatakan Abdullah, "Rasulullah SAW mengatakan, Bacakan padaku Al-Qur'an, lalu aku berkata, Ya Rasulullah SAW haruskah aku bacakan padamu ketika ayat ini diturunkan padamu? Rasulullah SAW kemudian berkata, Aku suka mendengar Al-Qur'an dibacakan padaku. Kemudian aku membacakan An-Nisa hingga sampai di ayat, ...Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) (An-Nisa: 41). Lalu aku melihat mata Rasulullah SAW dipenuhi air mata." (HR. At-Tirmizi).

Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW memperingatkan umatnya yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Jangan sampai ibadah tersebut mengganggu orang lain, seperti dijelaskan dalam hadist berikut.

ΨΉΩŽΩ†Ω’ أَبِي سَعِيدٍ، Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ‏:‏ Ψ§ΨΉΩ’ΨͺΩŽΩƒΩŽΩΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… فِي Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¬ΩΨ―Ω ΩΩŽΨ³ΩŽΩ…ΩΨΉΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩŠΩŽΨ¬Ω’Ω‡ΩŽΨ±ΩΩˆΩ†ΩŽ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’Ω‚ΩΨ±ΩŽΨ§Ψ‘ΩŽΨ©ΩΨŒ ΩΩŽΩƒΩŽΨ΄ΩŽΩΩŽ السِّΨͺΩ’Ψ±ΩŽ ΩˆΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ‏:‏ ‏"‏ Ψ£ΩŽΩ„Ψ§ΩŽ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽ ΩƒΩΩ„Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ω…ΩΩ†ΩŽΨ§Ψ¬Ω Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΩΩŽΩ„Ψ§ΩŽ ΩŠΩΨ€Ω’Ψ°ΩΩŠΩŽΩ†Ω‘ΩŽ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩΩƒΩΩ…Ω’ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩ‹Ψ§ΨŒ ΩˆΩŽΩ„Ψ§ΩŽ ΩŠΩŽΨ±Ω’ΩΩŽΨΉΩ’ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩΩƒΩΩ…Ω’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩ فِي Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩΨ±ΩŽΨ§Ψ‘ΩŽΨ©Ω ‏"‏ ‏.‏ Ψ£ΩŽΩˆΩ’ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ‏:‏ ‏"‏ فِي Ψ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΩ„Ψ§ΩŽΨ©Ω ‏"

Artinya: Dinarasikan Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah SAW kembali ke masjid dan mendengar orang-orang membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Rasulullah SAW lantas membuka kain pembatas dan mengatakan, "Tiap orang mengingat Allah SWT dengan suara lembut. Jangan sampai mengganggu yang lain dan jangan meninggikan suara atas yang lain saat membaca Al-Qur'an atau melakukan ibadah yang lain." (HR Sunan Abi Dawud)

Dengan hadist tersebut, ulama menyimpulkan membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau lembut bisa diterapkan dalam ibadah sehari-hari. Pertimbangan bergantung pada kebutuhan yang membaca Al-Qur'an dan kondisi lingkungan sekitar.

Dikutip dari Fatawa Islamiyah, Shaikh Muhammad bin Saalih Al-'Uthaymeen mengingatkan soal membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Jangan sampai ada yang merasa terganggu karena kerasnya suara saat membaca firman Allah SWT tersebut.

Membaca Al-Quran dengan suara keras juga patut dipertimbangkan ulang, jika ada sekelompok orang yang merasa tidak nyaman. Jangan sampai ayat Al-Qur'an yang mengajak kebaikan justru menyakiti atau mengganggu aktivitas orang lain yang sedang ibadah, istirahat, atau melakukan kegiatan lain.

Setelah lingkungan sekitar, fokus dan kenyamanan pembaca Al-Qur'an menjadi pertimbangan selanjutnya. Jika merasa lebih mudah konsentrasi dengan suara pelan maka bisa dilakukan dengan cara tersebut, demikian juga sebaliknya.

(row/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads