Selama Ramadhan 2020, membaca Al-Qur'an menjadi salah satu ibadah yang tidak boleh ketinggalan. Pahala dan sejumlah keuntungan lain dijanjikan Allah bagi yang membaca atau mendengar Al-Qur'an.
Dengan keuntungan tersebut, apakah lebih baik membaca Al-Qur'an dengan suara baik atau keras? Membaca Al-Qur'an dengan pengeras suara sempat menimbulkan polemik beberapa waktu lalu di Medan. Polemik yang terjadi karena warga merasa terganggu tersebut kini sudah selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadistnya, Nabi Muhammad SAW sempat menyinggung terkait membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau lembut. Keduanya ternyata sama baiknya, seperti dijelaskan dalam hadist berikut.
ΨΉΩΩΩ ΨΉΩΩΩΨ¨ΩΨ©Ω Ψ¨ΩΩΩ ΨΉΩΨ§Ω ΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΨ¬ΩΩΩΩΩΩΩΩΨ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ β:β β "β Ψ§ΩΩΨ¬ΩΨ§ΩΩΨ±Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ’ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΨ¬ΩΨ§ΩΩΨ±Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΨ΅ΩΩΨ―ΩΩΩΨ©ΩΨ ΩΩΨ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ±ΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ’ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ±ΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΨ΅ΩΩΨ―ΩΩΩΨ©Ω β"β β.β
Artinya: Seperti dinarasikan Uqbah bin Amir Al-Juhani, Rasulullah SAW mengatakan, "Siapa yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras maka seperti memberi sedekah terang-terangan dan siapa yang membaca dengan suara lembut maka seperti memberi sedekah secara rahasia." (HR Sunan Abi Dawud).
Rasulullah SAW pernah diceritakan senang mendengar ayat Al-Qur'an yang dibacakan padanya. Supaya terdengar, membaca Al-Qur'an dalam kondisi tersebut harus sedikit lebih keras.
ΩΩ ΨΉΩΨ¨ΩΩΨ―ΩΨ©ΩΨ ΨΉΩΩΩ ΨΉΩΨ¨ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ β"β Ψ§ΩΩΨ±ΩΨ£Ω ΨΉΩΩΩΩΩΩ β"β β.β ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ ΩΩΨ§ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ±ΩΨ£Ω ΨΉΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ²ΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ β"β Ψ₯ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΨΩΨ¨ΩΩ Ψ£ΩΩΩ Ψ£ΩΨ³ΩΩ ΩΨΉΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΨΊΩΩΩΨ±ΩΩ β"β β.β ΩΩΩΩΨ±ΩΨ£ΩΨͺΩ Ψ³ΩΩΨ±ΩΨ©Ω Ψ§ΩΩΩΩΨ³ΩΨ§Ψ‘Ω ΨΩΨͺΩΩΩ Ψ₯ΩΨ°ΩΨ§ Ψ¨ΩΩΩΨΊΩΨͺΩ β:β β(βΨ¬ΩΨ¦ΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΩΩ ΨΉΩΩΩΩ ΩΩΨ€ΩΩΨ§ΩΨ‘Ω Ψ΄ΩΩΩΩΨ―ΩΨ§ β)β ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ±ΩΨ£ΩΩΩΨͺΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ¨ΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ ΨͺΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΩ β.β ΩΩΨ§ΩΩ Ψ£ΩΨ¨ΩΩ ΨΉΩΩΨ³ΩΩ ΩΩΨ°ΩΨ§ Ψ£ΩΨ΅ΩΨΩΩ Ω ΩΩΩ ΨΩΨ―ΩΩΨ«Ω Ψ£ΩΨ¨ΩΩ Ψ§ΩΨ£ΩΨΩΩΩΨ΅Ω
Artinya: Dinarasikan Ibrahim dari Abidah seperti dikatakan Abdullah, "Rasulullah SAW mengatakan, Bacakan padaku Al-Qur'an, lalu aku berkata, Ya Rasulullah SAW haruskah aku bacakan padamu ketika ayat ini diturunkan padamu? Rasulullah SAW kemudian berkata, Aku suka mendengar Al-Qur'an dibacakan padaku. Kemudian aku membacakan An-Nisa hingga sampai di ayat, ...Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) (An-Nisa: 41). Lalu aku melihat mata Rasulullah SAW dipenuhi air mata." (HR. At-Tirmizi).
Baca juga: Antara Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar |
Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW memperingatkan umatnya yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Jangan sampai ibadah tersebut mengganggu orang lain, seperti dijelaskan dalam hadist berikut.
ΨΉΩΩΩ Ψ£ΩΨ¨ΩΩ Ψ³ΩΨΉΩΩΨ―ΩΨ ΩΩΨ§ΩΩ β:β Ψ§ΨΉΩΨͺΩΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω ΩΩΨ³ΩΩ ΩΨΉΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ¬ΩΩΩΨ±ΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ§Ψ‘ΩΨ©ΩΨ ΩΩΩΩΨ΄ΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΨͺΩΨ±Ω ΩΩΩΩΨ§ΩΩ β:β β"β Ψ£ΩΩΨ§Ω Ψ₯ΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ω ΩΩΩΨ§Ψ¬Ω Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩ ΩΩΩΨ§Ω ΩΩΨ€ΩΨ°ΩΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨΉΩΨΆΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨΉΩΨΆΩΨ§Ψ ΩΩΩΨ§Ω ΩΩΨ±ΩΩΩΨΉΩ Ψ¨ΩΨΉΩΨΆΩΩΩΩ Ω ΨΉΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨΉΩΨΆΩ ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ§Ψ‘ΩΨ©Ω β"β β.β Ψ£ΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ β:β β"β ΩΩΩ Ψ§ΩΨ΅ΩΩΩΨ§ΩΨ©Ω β"
Artinya: Dinarasikan Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah SAW kembali ke masjid dan mendengar orang-orang membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Rasulullah SAW lantas membuka kain pembatas dan mengatakan, "Tiap orang mengingat Allah SWT dengan suara lembut. Jangan sampai mengganggu yang lain dan jangan meninggikan suara atas yang lain saat membaca Al-Qur'an atau melakukan ibadah yang lain." (HR Sunan Abi Dawud)
Dengan hadist tersebut, ulama menyimpulkan membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau lembut bisa diterapkan dalam ibadah sehari-hari. Pertimbangan bergantung pada kebutuhan yang membaca Al-Qur'an dan kondisi lingkungan sekitar.
Baca juga: Tanda tanda Malam Lailatul Qadar |
Dikutip dari Fatawa Islamiyah, Shaikh Muhammad bin Saalih Al-'Uthaymeen mengingatkan soal membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Jangan sampai ada yang merasa terganggu karena kerasnya suara saat membaca firman Allah SWT tersebut.
Membaca Al-Quran dengan suara keras juga patut dipertimbangkan ulang, jika ada sekelompok orang yang merasa tidak nyaman. Jangan sampai ayat Al-Qur'an yang mengajak kebaikan justru menyakiti atau mengganggu aktivitas orang lain yang sedang ibadah, istirahat, atau melakukan kegiatan lain.
Setelah lingkungan sekitar, fokus dan kenyamanan pembaca Al-Qur'an menjadi pertimbangan selanjutnya. Jika merasa lebih mudah konsentrasi dengan suara pelan maka bisa dilakukan dengan cara tersebut, demikian juga sebaliknya.
(row/erd)