Gejala Misterius 4 ABK WNI di Kapal China Sebelum Wafat: Badan Bengkak

Gejala Misterius 4 ABK WNI di Kapal China Sebelum Wafat: Badan Bengkak

Danu Damarjati - detikNews
Minggu, 10 Mei 2020 20:23 WIB
3 Jenazah ABK WNI yang Dilarung ke Laut Disebut Idap Penyakit Menular
Pelarungan jenazah ABK WNI dari kapal penangkap ikan berbendera China. (Tangkapan layar MBC News)
Jakarta -

Ada persamaan gejala yang dialami tiga anak buak kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia dan akhirnya dilarung ke laut. Mereka sama-sama mengalami bengkak-bengkak di tubuh saat sakit di tempat mereka bekerja, kapal pencari ikan berbendera China, Long Xing 629.

"Pada Desember 2019, dua orang ABK bernama Sepri dan Alfatah meninggal disebabkan oleh penyakit misterius yang memiliki ciri-ciri sama, yakni badan membengkak, sakit pada bagian dada, dan sesak napas," kata kuasa hukum 14 ABK WNI yang selamat, Dalimunthe & Tampubolon (DNT) Lawyers, lewat keterangan pers tertulis yang diterima detikcom, Minggu (10/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka bekerja di kapal Long Xing 629, beroperasi sejak 15 Februari 2019. Kapal ini beroperasi di perairan Samoa, tepatnya di wilayah RFMO Western and Central Pacific Fisheries Commission, selama lebih dari 13 bulan. Kapal terus berada di tengah laut tanpa pernah bersandar di daratan atau pulau. Dalam kondisi di tengah samudera itu, Sepri dan Alfatah terus menderita sakit misterius.

"Selama sakit, kapten kapal hanya memberikan obat-obat yang tidak dapat dipahami ABK Indonesia karena tertulis dalam bahasa China, juga diduga telah kadaluarsa. Kapten juga menolak permintaan para ABK Indonesia untuk membawa temannya yang sakit ke rumah sakit di Samoa," kata DNT Lawyers.

ADVERTISEMENT

Sepri meninggal pada 21 Desember 2019 di kapal Long Xing 629. Jenazahnya dilarung pada hari itu juga. Alfatah meninggal pada 27 Desember 2019 setelah dipindahkan dari kapal Long Xing 629 ke kapal Long Xing 802 saat masa kritis. Jenazah Alfatah dilarung ke laut pada hari yang sama.

"Sepri dan Alfatah mengalami sakit selama 45 hari sebelum meninggal," kata DNT Lawyers.

"Selanjutnya pada Maret 2020, Ari mengalami sakit yang sama selama 17 hari sebelum akhirnya meninggal pada 30 Maret 2020," kata DNT Lawyers. Ari meninggal setelah dioper ke kapal Tian Yu 8. Jenazahnya dilarung pada tanggal yang sama dengan tanggal meninggalnya.

Ada pula ABK bernama Effendi Pasaribu yang berhasil sandar di Busan Korea Selatan. Effendi bersama 14 ABK lainnya dikarantina di Hotel Ramada selama 14 hari sesuai protokol penanggulangan virus Corona. Ternyata Effendi sudah mengalami penyakit misterius itu juga, kondisinya sudah parah.

"ABK Effendi Pasaribu mengalami sakit misterius yang sama dengan rekan-rekan terdahulu. Sayangnya Effendi tidak langsung dibawa ke rumah sakit padahal gejala badan bengkak dan sesak napas sudah dirasakan Effendi Pasaribu sejak Februari 2020, atau dua bulan sebelum berlabuh di Busan," kata DNT Lawyers.

Baru pada 26 April malam Effendi dibawa ke UGD Busan Medical Centre karena kondisinya yang semakin kritis. Namun akhirnya Effendi meninggal pada 27 April 2020 pagi waktu Busan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads