Keran Transportasi Umum Dibuka, Stasiun Tugu Yogya Lengang

Keran Transportasi Umum Dibuka, Stasiun Tugu Yogya Lengang

Pradito Rida Pertana - detikNews
Minggu, 10 Mei 2020 14:49 WIB
Suasana Stasiun Yogyakarta pascaangkutan umum dioperasionalkan lagi, Minggu (10/5/2020).
Foto: Suasana Stasiun Yogyakarta pascaangkutan umum dioperasionalkan lagi, Minggu (10/5/2020). (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Yogyakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan kebijakan terkait beroperasinya lagi transportasi publik ke luar daerah. Namun suasana di Stasiun Kereta Api (KA) Yogyakarta masih sepi dan belum melayani perjalanan KA jarak jauh.

Pantauan detikcom pukul 12.00 WIB, tampak suasana di Stasiun Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Stasiun Tugu ini begitu sepi. Suasana sepi sudah terlihat dari area parkir stasiun.

Tak hanya itu, di lokasi pencetakan tiket online yang biasanya ramai juga tidak tampak adanya penumpang yang mengantre. Kendati demikian, ada beberapa penumpang yang berada di dalam Stasiun untuk menunggu keberangkatan KA lokal. Sebelum masuk ke peron, tampak seorang penumpang tengah menjalani pemeriksaan suhu tubuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasuki Stasiun tersebut, sebagian besar kios penjaja makanan hingga oleh-oleh di dalam Stasiun tidak buka. Selain itu, kursi tunggu penumpang yang biasanya penuh sesak tampak sangat lengang. Hanya penanda batas jarak aman berwarna kuning saja yang menghiasi kursi-kursi tersebut.

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan pasca kebijakan dari Kemenhub itu keluar belum membuat suasana di Stasiun Tugu berubah menjadi ramai. Terlebih, hingga kini belum ada perjalanan KA jarak jauh dari Stasiun tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau suasana Stasiun ya masih sepi, karena KA jarak jauh juga belum operasi. Yang masih beroperasi Prameks, tapi itu saja kita pangkas yang tadinya 21 trip sampai Kutoarjo saat ini hanya 8 trip itu pun hanya Yogya-Solo, jadi 4 perjalanan, 4 trip," katanya kepada detikcom, Minggu (10/5/2020).

Belum beroperasinya KA jarah jauh, kata Eko karena pihaknya masih menunggu juklak dari pusat. Sembari menunggu juklak tersebut, pihaknya menyebut akan ada perjalanan Kereta Luar Biasa (KLB).

"Rencana ada perjalanan KLB (Kereta Luar Biasa), tapi masih dibahas," ucapnya.

Kereta luar biasa sendiri adalah kereta api yang dijalankan di luar jadwal reguler atau grafik perjalanan kereta api. KLB umumnya dijalankan pada saat kebutuhan mendesak atau sangat mendesak yang jadwal KLB ini akan diteruskan ke stasiun-stasiun yang akan dilewatinya.

Eko menjelaskan apabila juklak untuk perjalanan Kereta Api turun maka akan ada aturan-aturan khusus bagi para penumpang. Semua itu semata-mata untuk memutus rantai penularan virus Corona.

"Nanti ada aturan mainnya, jadi tidak setiap penumpang bisa naik, harus pakai surat keterangan sehat, surat dari RT RW dan keperluannya apa," ujar Eko.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads