Pemilik kedai tuak di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang ditutup paksa oleh massa dari Front Pembela Islam (FPI) sempat melaporkan kejadian itu ke polisi. Kini, Lamria Manurung selaku pemilik kedai tuak tersebut menarik laporan polisi tersebut.
Kapolresta Deli Serdang Kombes Yemi Mandagi membenarkan pencabutan laporan ini. Yemi mengatakan Lamria tidak bersedia melanjutkan perkaranya ke pengadilan.
"Benar kita telah menerima surat pencabutan laporan dari ibu Lamria Manullang. Sesuai surat permohonan tanggal 9 Mei 2020 dengan alasan Ibu Lamria Manullang tidak bersedia melanjutkan perkaranya ke pengadilan," kata Yemi, Sabtu (9/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yemi menjelaskan surat pencabutan laporan ini diantarkan langsung oleh Lamria ke Polresta Deli Serdang. Lamria datang didampingi seorang pendeta.
"Pelapor datang didampingi seorang Pendeta, Sari Debora Togatorop, dari gereja HKBP Batang Kuis telah datang mencabut laporan," ujarnya.
Yemi meminta pencabutan laporan ini disikapi dengan bijak oleh masyarakat. Dia juga meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan isu yang tidak benar di sosial media.
Pertikaian ini bermula ketika beredarnya video yang viral di media sosial berisi seorang wanita sedang mempertahankan kedai miliknya saat diminta tutup oleh sekelompok orang. Dia mengatakan warung miliknya tetap buka untuk mencari makan sehari-hari.
"Pak, saya makan dari mana. Saya warga sini loh. Saya makan dari mana. Bapak ini bagaimana? Bisa Bapak kasih aku makan? Pak, bisa Bapak kasih aku makan?" kata wanita dalam video itu.
Diketahui, wanita itu merupakan pemilik kedai tuak. Wanita berbadan gempal itu juga mengatakan telah menutupi warung miliknya agar tidak terlihat dari bagian luar. Ia juga memprotes barang-barang miliknya yang akan diambil.
Usut punya usut, sebenarnya pemilik kedai tuak sudah diingatkan agar tutup saat Ramadhan. Namun, sang pemilik tetap menjalankan usahanya.
Kemudian sekelompok massa dari FPI memperingatkan secara tegas kepada pemilik kedai tuak untuk menutup sementara usahanya. Karena tak diindahkan, massa akhirnya emosi dan merusak kedai tuak tersebut.
Ketua FPI Batang Kuis Iskandar Ansor juga telah menjelaskan awal mula terjadinya keributan tersebut. Dia juga telah menyampaikan permintaan maaf secara lisan dan tulisan terkait keributan yang terjadi.
"Saya yang meminta maaf ke penjual tuak, saya yang minta maaf bukan karena menutup, tapi karena perusakan itu," ujar Iskandar.