Euforia Kebablasan Siswa SMA Lulus: Aksi Tak Senonoh-Coret Seragam

Terpopuler Sepekan

Euforia Kebablasan Siswa SMA Lulus: Aksi Tak Senonoh-Coret Seragam

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 09 Mei 2020 14:30 WIB
Screenshot foto viral aksi coret-coret pelajar SMA di Riau
Foto: Screenshot foto viral aksi coret-coret pelajar SMA di Riau
Jakarta -

Sejumlah siswa meluapkan perasaan gembira dalam merayakan kelulusan mereka. Namun mereka larut dalam euforia hingga mencoret seragam sekolah mereka dengan gambar tak senonoh.

Peristiwa ini dilakukan pelajar SMA I di Kecamatan Kunto Darussalam, Riau. Para siswa merayakan kelulusan meski pihak sekolah belum mengumumkan kelulusan.

Sedianya sekolah akan mengumumkan kelulusan pada Sabtu (2/5) malam untuk menghindari kegiatan aksi coret-coret baju atau berkerumun. Namun tetap saja para siswa membuat perayaan pada siang hari atau saat kabar kelulusan belum disampaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu di media sosial (medsos) beredar foto-foto aksi coret-mencoret para siswa. Dalam foto yang beredar, sejumlah pelajar melakukan aksi coret seragam hingga membentuk gambar wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam. Selain itu, terlihat ada rok salah satu siswi yang dicoret pada bagian belakangnya dengan gambar seolah berbentuk penis.

Foto lainnya menunjukkan aksi saling gendong siswi menunjukkan coretan bergambar penis di belakang bagian roknya ke kamera. Ada juga foto yang disertai keterangan mereka sedang minum minuman non-alkohol.

ADVERTISEMENT

Selain itu, beredar video seorang siswi memakai rok pendek terlihat sedikit berjongkok meminta agar rok bagian belakangnya diteken temannya. Selanjutnya, di video itu, siswi tersebut meminta supaya bagian depan baju seragamnya diteken teman prianya.

"Eeh, di sini," celetuk siswi tersebut sambil mengarahkan ke organ intimnya.

Kabag Humas Pemkab Rokan Hulu (Rohul), Tanti Ekasari, menyebut pihaknya telah memanggil kepala sekolah hingga wali kelas pelajar tersebut.

"Kepala Dinas Pendidikan saat ini tengah meminta klarifikasi kepada pihak Kepala SMA I Kunto Darussalam. Termasuk memanggil wali kelas sekolah tersebut untuk dimintai keterangan," kata Tanti, Senin (4/5).

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Kaharuddin mengatakan para siswa sudah dibubarkan pihak kepolisian sebelum melakukan konvoi. Pihak kepala sekolah pun sudah dimintai klarifikasi.

"Kita sudah meminta klarifikasi dari SMA I Kecamatan Kunto Darussalam di Rohul. Dibenarkan itu adalah siswa dari sekolah tersebut yang lagi merayakan kelulusan. Tapi mereka tidak sempat konvoi, hanya mereka berada di lapangan terbuka. Belum sempat konvoi, mereka sudah dibubarkan pihak kepolisian setempat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Kaharuddin.

"Ketika saya konfirmasi ke Kepsek, mengaku tidak mensosialisasikan surat imbau kita terkait pengumuman kelulusan secara online ke orang tua murid. Padahal surat edaran Gubernur Riau (Syamsuar) sangat jelas melarang adanya aksi coret-coret baju dan berkumpul di tengah pandemi dan diharapkan kerja sama semua pihak dan peran orang tua murid," imbau Kahar.

Pihak sekolah juga telah memanggil orang tua murid dan siswa yang terlibat dalam aksi tersebut. Mereka sudah membuat surat pernyataan permohonan maaf kepada publik.

"Tetapi dari keterangan pihak sekolah, bahwa seragam yang mereka pakai itu bukanlah segaram keseharian di sekolah. Karena di sekolah mereka pakai rok panjang dan hijab panjang. Jadi sepertinya mereka ini sudah merencanakan sejak awal untuk aksi coret-coret tersebut. Karena seragamnya bukan yang biasa dipakai di sekolah," kata Kahar.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan aksi coret baju dengan coretan yang dianggap tak senonoh di tengah wabah virus Corona (COVID-19). KPAI mengatakan aksi itu dinilai hura-hura oleh masyarakat.

"KPAI menyayangkan peristiwa corat-coret seragam sekolah sejumlah pelajar SMA yang lulus di salah satu di wilayah Riau. Aksi sejumlah siswa tersebut viral dan mendapatkan tanggapan negatif dari netizen karena dianggap hura-hura dan vulgar," kata Komisioner KPAI, Retno Listyarti kepada wartawan, Senin (4/5).

Retno menilai aksi siswa SMA itu seharusnya tak terjadi seandainya orang tua melakukan pengawasan. Apalagi, menurut Retno dalam kondisi seperti itu, seharusnya orang tua memberikan pelajaran kepada anak.

Halaman 2 dari 2
(jbr/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads