"Hari ini ada pembagian sembako dari Pemko Pekanbaru. Tapi yang kami saksikan sendiri, pembagian ini sama sekali tidak tepat sasaran. Karena yang menerima ada yang memiliki mobil dengan rumah pribadi yang lumayan bagus. Artinya tidak tergolong orang miskin," kata Ketua Forum RT/RW Kelurahan Sidomulyo Timur, Joifikar kepada detikcom, Jumat (8/5/2020).
Joi menjelaskan, bantuan yang diberikan itu berupa sembako, terdiri dari beras, telur dan minyak goreng. Hanya saja, pihak RT/RW bingung melihat data yang diberikan pihak Dinas Sosial Pemkot Pekanbaru. Sebab, data warga yang menerima dinilai tidak tepat sasaran.
"Forum RT/RW menolak untuk membagikan sembako itu, karena tidak tepat sasaran, data Dinas Sosial dengan data kami berbeda, kami tak tahu dari mana mereka dapatkan data warga yang layak menerima bantuan itu. Masak ada warga pemilik mobil, rumah pribadi yang lumayan bagus juga menerima Sembako," tutur Joi.
Masih menurut Joi, di daerahnya ada kompleks perumahan Beringin yang selama ini dianggap sebagai warga yang berkecukupan di banding orang-orang susah di sekitaran-nya. Rata-rata luas ukuran tanah rumah di kompleks tersebut sekitar 20mx30m meter dengan halaman yang cukup luas. Mereka rata-rata bukanlah keluarga orang susah.
"Saya terima laporan ada 23 KK di kompleks itu menerima bantuan sembako. Kompleks perumahan itu bukan orang miskin. Kita tahulah mana yang benar-benar kesusahan, mana yang tidak. Setiap tahun kan kami bagikan zakat fitrah untuk fakir miskin, tapi justru kelompok penerima zakat ini tidak ada yang menerima bantuan, kok malah orang yang mampu yang menerima," sebut Joi.
Karena itulah, RT/RW menolak membagikan sembako karena dinilai salah sasaran. Pembagian tersebut akhirnya dilakukan jajaran Pemkot Pekanbaru sendiri.
Warga yang seharusnya mendapat bantuan justru tidak masuk dalam daftar penerima bansos. Seperti para pekerja kebun sayur, janda miskin, pekerja harian yang tak lagi bisa bekerja. Padahal umumnya mereka hidup di rumah kontrak yang sangat sederhana berdinding papan.
"Kami RT/RW ini kan tahu mana yang pantas menerima mana yang tidak. Kami kasihan melihat warga yang benar-benar susah makan di tengah wabah COVID-19, tapi tidak bisa merasakan bantuan dari pemerintah," tutup Joi. (cha/elz)