"KRL harus tetap beroperasi ya, sudah tahu belum yang di kota Bekasi ada 3 lagi yang positif? Ya silakan saja nanti pertimbangan pemerintah pusat mungkin lebih baik daripada pertimbangan pemerintah daerah, itu saja," kata Dedie ketika dihubungi, Rabu (6/5/2020).
Dedie menilai Menhub punya pertimbangan tersendiri dengan mengizinkan operasional KRL selama pandemi Corona. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam hal ini hanya menjalankan tugas memutus mata rantai COVID-19.
"Mungkin Pak Menteri memiliki pertimbangan lain. Intinya kita sih melihat pertimbangan dari pemerintah daerah adalah memutus rantai tetapi mungkin ada juga pertimbangan lain dari Menhub terkait dengan pengoperasionalisasian KRL ini," ujarnya.
Lima kepala daerah dari Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) sebelumnya telah sepakat meminta Kemenhub untuk menghentikan layanan KRL. Dedie berharap rekomendasi tersebut masih bisa terealisasikan.
"Kan sudah jelas, iya (KRL minta dihentikan). Paling nggak sampai tanggal 22 Mei saja kan, sama dengan PSBB DKI kan, gitu," jelas Dedie.
Diberitakan Menhub Budi Karya Sumadi tegas menyatakan berbeda pendapat dengan anggota komisi V DPR Nurhayati Monoarfa menyoroti soal masih dibukanya layanan KRL. Dia menegaskan bahwa KRL akan tetap beroperasi meski ada virus Corona.
"Siapa yang naik? Itu adalah rakyat kecil yang masih harus bekerja bu, dia naik kereta api cuma Rp 4 ribu, naik yang lain bisa lebih mahal, oleh karenanya kami tetap sepakat KRL jalan tapi ada protokol kesehatan ketat," kata Budi Karya. (gbr/gbr)