Jelang PSBB 6 Mei, Warga Sukabumi Padati Pusat Perbelanjaan

Jelang PSBB 6 Mei, Warga Sukabumi Padati Pusat Perbelanjaan

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 04 Mei 2020 19:07 WIB
jelang psbb warga sukabumi padatti pusat perbelanjaan
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi -

Menjelang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Rabu (6/5/2020), warga Kota Sukabumi memadati pusat perbelanjaan dan pertokoan, Senin (4/5/2020) siang.

Antrean kendaraan juga sempat terjadi di Jalan Ahmad Yani, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Siliwangi. Kepada detikcom, warga mengaku sengaja keluar rumah menjelang pelaksanaan PSBB karena khawatir aktivitas mereka saat PSBB nanti akan lebih dibatasi. Selain bahan pokok, warga juga mengerubuti gerai pakaian.

"Siap-siap untuk lebaran, belanja dari sekarang karena takutnya kalau sudah PSBB toko-toko malah ditutup. Katanya kan 14 hari (PSBB) takutnya malah diperpanjang, makanya milih keluar sekarang," kata Er, warga Cibereum kepada detikcom.

Er sengaja mengajak keluarganya. Ia melengkapi diri dengan masker begitu juga istri dan anak-anaknya. Ia juga mengetahui aturan soal penggunaan masker.

"Iya kan sudah baca di media, makanya pakai masker. Mau masuk ke Citymall juga diperiksa suhu tubuh, tapi memang begitu masuk ke dalam sempat berdesakan," tuturnya.

jelang psbb warga sukabumi padatti pusat perbelanjaanjelang psbb warga sukabumi padatti pusat perbelanjaan Foto: Syahdan Alamsyah

Menanggapi hal itu, Wali Kota Sukabumi,Achmad Fahmi mengatakan banyaknya warga ke sejumlah pusat perbelanjaan karena ada kepanikan terkait akan diberlakukannya PSBB pada 6 Mei mendatang.

"Kami menganggap dan kami khawatir masyarakat mengantisipasi PSBB yang akan dilaksanak 6 mei mendatang. Mereka merasa setelah PSBB tidak boleh ada aktivitas sama sekali, sehingga mereka memborong bahan pokok, baju dan sebagainya," kata Fahmi.

Terkait adanya kerumunan, Fahmi akan segera menindaklanjuti hal itu dengan memanggil manajemen pertokoan besok.

"Kami akan memanggil semua manajemen pertokoan besok pagi jangan sampai mereka mengabaikan protokol kesehatan. Kemudian kami lebih fokus melakukan penyekatan di kawasan (jalan) Ahmad Yani yang tingkat kepadatan tinggi kita simpan petugas di kawasan tersebut," beber Fahmi.

Fahmi juga berharap warga tidak perlu panik karena PSBB adalah hal biasa dalam penanganan penyakit menular. Fahmi menilai tidak ada keterkaitan antara dampak ekonomi dengan PSBB.

"Saya ingin menyampaikan PSBB bisa kita katakan adalah hal yang biasa dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit yang menular. Jadi ketika dianggap akan ada dampak ekonomi luar biasa tampaknya perlu kita kaji hal tersebut. Dampak ekonomi bukan karena PSBB nya tapi lebih kepada penyebaran COVID yang belum terkendali saat ini. Pisahkan dulu antara dampak PSBB dengan dampak COVID," pungkas Fahmi.


(sya/ern)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads