Jateng Pekan Ini: Heboh Stiker Bupati Klaten, Pengusiran Perawat di Solo

Jateng Pekan Ini: Heboh Stiker Bupati Klaten, Pengusiran Perawat di Solo

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 02 Mei 2020 12:28 WIB
Hand Sanitizer berstiker Bupati Klaten Sri Mulyani
Foto: Hand Sanitizer berstiker Bupati Klaten Sri Mulyani (dok. Istimewa)
Yogyakarta -

Foto stiker Bupati Klaten Sri Mulyani di botol hand sanitizer dan pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno (RSBK) di Solo menarik pembaca detikcom pada pekan ini. Stiker bergambar foto Sri Mulyani itu juga sempat menjadi trending topic di Twitter Indonesia.

Munculnya foto hand sanitizer berstiker Bupati Klaten viral di media sosial hingga akhirnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maupun Menteri Sosial Juliari Batubara angkat bicara. Bupati Klaten Sri Mulyani mengakui ada kesalahan dalam penempelan stiker fotonya di botol hand sanitizer yang diduga bantuan dari Kementerian Sosial.

"Ada kekeliruan di lapangan dan sudah saya klarifikasi, kalian kok seneng banget kayake kalau ada begitu," kata Bupati Klaten Sri Mulyani saat dimintai konfirmasi wartawan di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (27/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menjelaskan ada kesalahan saat penempelan di lapangan. Kesalahan itu terjadi karena bantuan dari Kemensos jumlahnya tidak sebanyak pengadaan dari Pemkab.

"Ada kesalahan saat pembagian, karena dari Kemensos bantuannya baru sekitar 1.000 dan dari Pemkab pengadaan ada puluhan ribu sehingga di lapangan, (botol hand sanitizer) tidak ditempel (stiker foto bupati) semua. Karena memang dari Kemensos tidak banyak dan justru yang banyak dari kami (Pemkab), " urai Mulyani.

ADVERTISEMENT

Foto botol hand sanitizer berstiker Bupati Klaten ini ramai dibahas di media sosial hingga akhirnya tagar Bupati Klaten memalukan atau #BupatiKlatenMemalukan jadi trending topic Twitter Indonesia. Banyak netizen yang mengkritik pembagian bantuan yang dilakukan Sri Mulyani ini.

Banyak juga netizen yang me-mention akun Twitter Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai laporan. Lewat Twitter, Ganjar juga sudah merespons dan menjanjikan untuk memberi peringatan. Sehari setelahnya, Ganjar menyebut Sri Mulyani sudah menjelaskan soal bantuan bupati dan Kemensos yang digabung.

Ganjar menyebut Sri Mulyani sudah legawa dan meminta maaf soal itu. Dia lalu mengimbau agar bantuan-bantuan itu tidak perlu diberi label seperti itu.

"Bupati bilang ke saya 'minta maaf Pak Gub, saya akan perbaiki. Sekarang kalau kasih bantuan tidak usah dilabeli'," ujar Ganjar usai bertemu buruh di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa (28/4).

"Bu Yani menerima kritik, legowo dan meminta maaf," imbuhnya.

Tak hanya Ganjar, Mensos Juliari juga angkat bicara soal bantuan tersebut. Menurut Juliari, Kemensos mengirimkan banyak bantuan ke daerah untuk mengatasi pandemi COVID-19 berupa sembako, bantuan lainnya antara lain masker dan hand sanitizer. Kemensos, kata Juliari, mempersilakan Sri Mulyani untuk klarifikasi penyaluran bantuan ini.

Silakan dia yang klarifikasi. Kita kan taunya cuma kirim. Artinya, kita kirim bantuan sesuai surat permintaan dari daerah dan sesuai dengan stok yang ada. Itu saja," kata Juliari saat dihubungi, Selasa (28/4).

Ramai jadi sorotan Sri Mulyani kembali bicara soal stiker foto dirinya di botol hand sanitizer. Sri Mulyani lalu menuding ada pihak yang memanfaatkan.

"Karena apa yang terjadi di dunia maya atau medsos beda dengan apa yang saya lakukan. Dan ini benar-benar dimanfaatkan seseorang dan saya sudah tahu persis siapa yang melakukan," kata Sri Mulyani, Selasa (28/4).

Namun, Mulyani enggan bicara soal pihak yang memanfaatkannya itu. Dia menyebut tahun ini merupakan tahun politik sebab akan ada Pilkada.

"Ini tahun politik akan ada Pilkada dan dikaitkan," tutur Ketua DPC PDIP Klaten itu.

Selain soal hand sanitizer berstiker Bupati Klaten, kasus pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno (RSBK) Solo dari indekosnya di Sukoharjo juga jadi sorotan. Bidan pemilik kos bernama Siti Mutmainah pun terancam dipolisikan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.

Tiga perawat RSUD Bung Karno Solo diduga ditolak warga sekitar indekos, Senin (27/4/2020).Tiga perawat RSUD Bung Karno Solo yang diusir dari indekosnya, Senin (27/4/2020). Foto: Tangkapan layar video di media sosial

Peristiwa pengusiran itu terjadi pada Jumat (24/4), namun baru ramai tiga hari kemudian. Sejumlah pihak telah berupaya mendamaikan dan diselesaikan pad aJumat malam. Setelah ramai disorot, bidan pemilik kos Siti Mutmainah mengklarifikasi yang dia lakukan bukan pengusiran melainkan meminta secara baik-baik kepada tiga perawat itu untuk mencari tempat lain.

"Dengan berat hati kami mohon mbak-mbak (perawat) pindah ke tempat yang lebih aman, untuk keamanan bersama. Dan balasannya, 'ya bu, nggak apa-apa, nanti barangnya kami ambil'. Tidak ada pemaksaan," kata Siti di kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (28/4).

Siti beralasan kondisi suaminya yang mudah drop ketika stres menjadi pertimbangannya meminta tiga perawat RSBK pindah kos. Kekhawatiran selanjutnya berawal dari adanya informasi bahwa RSBK sudah tak lagi melayani pasien reguler dan hanya melayani pasien COVID-19.

"Suami saya tahu itu dan membuat panik. Saya diminta mengimbau teman-teman perawat untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Saya berikan WA, tidak ada paksaan, tidak ada pengusiran, kami sudah bicara baik-baik," kata Siti Mutmainah.

Foto: Bidan pemilik kos Siti Mutmainah memberikan keterangan didampingi Camat Grogol (tengah) dan suaminya (kiri) / Bayu Ardi-detikcom

Selaku bidan, Siti mengaku paham bagaimana perawat telah melakukan prosedur, tetapi dia tetap tidak bisa menenangkan suaminya. "Terlepas dari profesi saya sebagai bidan, saya juga adalah seorang istri," cetusnya.

Meski begitu Wali Kota Solo FX Rudy tetap ingin melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. FX Rudy tak ingin kasus serupa terulang dan diharapkan kejadian ini jadi pembelajaran bagi semua pihak.

"Mau saya laporkan ke Polres Sukoharjo, karena lokasinya di Sukoharjo. Ini biar tidak ada kasus seperti ini lagi di daerah lain," kata Rudy, Selasa (28/4).

Terkait alasan kondisi suami Siti yang sakit, FX Rudy menyebut para perawat itu tetap berhak mendapatkan persamaan perlakuan.

"Ya nggak gitu lah. Karena ini bicara hak kok. Kalau perawat melaporkan itu hak. Kita dorong menyampaikan ke Polres," ujar Rudy.

Halaman 2 dari 3
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads