Pemkab Pangandaran melakukan tindakan tegas menyikapi pemudik yang masih nekat pulang kampung. Mereka akan dikarantina setiba di Pangandaran.
Pemeriksaan di perbatasan atau pintu masuk wilayah Pangandaran diperketat. Pemudik yang tiba di Pangandaran mulai Kamis (30/4) langsung dibawa ke lokasi karantina khusus, yakni bangunan sekolah yang untuk sementara dialihfungsikan.
Sebelum masuk, para pemudik diberi penanda berupa gelang dan dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada lebih dari 90 sekolah di seluruh wilayah Pangandaran yang sementara ini digunakan untuk lokasi karantina bagi pemudik," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata saat meninjau lokasi karantina di SMP Negeri 2 Padaherang, Pangandaran.
Upaya karantina khusus ini juga dibarengi dengan langkah Pemkab Pangandaran menyubsidi kebutuhan pangan sebesar Rp 280 ribu untuk 14 hari masa karantina. "Pemkab juga sudah menganggarkan untuk pembelian kasur," kata Jeje.
Dia mengaku kecewa ketika melihat pemudik yang diisolasi tidur beralas tikar karena kasur yang dijanjikan pemerintah ternyata belum datang. Jeje terlihat menelepon pejabat terkait dan mempertanyakan ihwal kasur untuk pemudik ini. Nada bicaranya meninggi ketika mempertanyakan hal tersebut. "Pokoknya camat atau Gugus Tugas harus segera menyediakan kasur. Saya tak mau tahu, pokoknya harus segera," kata Jeje.
Jeje mengatakan, sejak karantina diberlakukan mulai tengah malam tadi, sudah ada 39 pemudik yang datang. Mereka langsung menghuni sekolah. "Kami tak mau ambil risiko terjadi penularan COVID-19, makanya langkah ini terpaksa kami lakukan," katanya
(mud/mud)