.webp)
Dari tiga masjid Babah Alun yang ada di sekitar Jakarta, ternyata tak semuanya dibiayai oleh si empunya nama Josef Alun alias Jusuf Hamka. Khusus masjid di depan pintu masuk tol Ancol biaya pembangunan ternyata sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha Tommy Winata (TW).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sumbangan dari AGP (Arta Graha Peduli). Pak TW yang nyumbang semua di situ, 100%," kata Jusuf dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Rabu (29/4/2020).
Karena dibiayai sepenuhnya oleh TW, dia mengaku sempat meminta agar nama masjid itu bukan "Babah Alun" tapi masjid Artha Graha Peduli. Tapi TW tetap ingin agar nama masjid berarsitektur oriental itu menggunakan Babah Alun. Sebagai kompromi, akhirnya diberi nama "Babah Alun AGP".
Jusuf mengaku telah berteman karib dengan TW sejak sama-sama masih muda. Hingga sekarang keduanya masih menjalin kerja sama, seperti pengelolaan Rumah Sakit Lapangan di Ancol. "Ya kami berteman sejak muda dulu. Sama-sama teman badung lah ha-ha-ha," ujar Jusuf.
Jusuf Hamka yang merupakan anak ideologis Prof Buya Hamka punya obsesi membangun seribu masjid di tanah air. Sejauh ini masjid Babah Alun telah ada di kolong tol Tanjung Priok, di ujung tol Depok-Antasari, dan di depan pintu tol Sentul, Bogor.
Rencananya, kata dia, di seberang tol Sentul juga akan dibangun masjid dengan arsitektur serupa. Seorang temannya sesama pengusaha sudah mengajukan diri untuk membiayai pembangunan.
"Luar biasa teman ini, padahal dia bukan muslim. Jadi lima masjid (Babah Alun) insya Allah (sampai) akhir tahun ini," kata Jusuf Hamka tanpa menyebutkan nama temannya dimaksud.
Dia sengaja menggunakan sentuhan arsitektur oriental di setiap masjidnya dengan harapan, selain menjadi tempat beribadah juga bisa menjadi objek wisata bagi masyarakat. "Kalau arsitekturnya seperti yang lain kan sudah banyak, jadi gak unik lagi," ujarnya.
(jat/erd)
