Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial di Kota Cimahi yang sudah berjalan satu pekan diklaim cukup berhasil.
Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna menyatakan, indikator keberhasilan PSBB di wilayahnya bisa dilihat dari berkurangnya aktivitas masyarakat di luar.
"Sejauh ini ada penurunan kegiatan masyarakat di luar, mudah-mudahan hasilnya bisa sesuai harapan dan tidak perlu ada perpanjangan masa PSBB," ujar Ajay saat ditemui, Rabu (29/4/2020).
Walaupun terjadi penurunan aktivitas masyarakat selama PSBB, Ajay mengaku kasus terkonfirmasi positif Corona Virus Disease atau COVID-19 di Cimahi terus mengalam mengalami peningkatan.
Namun dia menyatakan, penambahan angka positif COVID-19 ini bukan kasus baru, melainkan dari hasil rapid test sebelum PSBB yang diberlakukan sejak tanggal 22 April lalu.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi saat ini angka positif COVID-19 mencapai 55 orang. Rinciannya 45 orang positif aktif, 3 orang meninggal dunia, dan 7 orang sudah terkonfirmasi sembuh.
"Semua itu hasil dari rapid test, lalu swab test dan hasilnya baru diterima. Otomatis ada peningkatan angka positif karena hasil swab diterima bersamaan meskipun belum semua," jelasnya.
Ajay berharap sela seminggu terakhir pemberlakuan PSBB, masyarakat tetap berada di rumah. Meskipun terpaksa keluar rumah, namun memerhatikan protokol kesehatan dan aturan PSBB.
"Kita juga lakukan pembatasan akses masyarakat seperti penutupan jalan dan menutup toko yang bukan menjual sembako. Tetap ikuti aturan selama PSBB," tandasnya.
Namun klaim keberhasilan pelaksanaan PSBB di Cimahi berbanding terbalik dengan fakta di lapangan. Volume kendaraan di ruas jalan arteri Kota Cimahi, seperti Jalan Amir Machmud, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Sisingamangaraja masih padat.
Penutupan ruas Jalan Gandawijaya pun menyumbang imbas pada kemacetan parah yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, penghubung antara Kota Cimahi dengan Kabupaten Bandung Barat.
Bahkan beberapa hari sebelumnya, masyarakat di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan sempat memprotes penutupan Jalan Melong Asih, hingga akhirnya dibuka kembali.
Keluhan pun disampaikan masyarakat yang melintas di jalan tersebut, selain macet, mereka pun terpaksa berputar-putar. Kondisi itu dianggap tidak efektif menekan penyebaran COVID-19.
"Setelah Jalan Gandawijaya ditutup terus dialihkan ke Jalan Sisingamangaraja (Pojok), justru kondisinya malah macet parah. Penutupan jalan itu justru hanya memindahkan kemacetan saja, saya kira perlu dievaluasi," ujar Kuswandi, seorang pengendara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak juga video Nekat Mudik, 18 Kendaraan Terjaring Saat Penyekatan di Cikarang:
(ern/ern)