Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bandung, sudah berlangsung sepekan. Masih banyak pelanggaran di setiap check point yang ada di 19 titik di Kota Bandung.
Pemkot Bandung terus melakukan evaluasi PSBB termasuk berencana mengoperasikan check point selama 24 jam.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, pelanggaran masih terjadi di lapangan. Hal tersebut, terjadi setelah dirinya melakukan peninjauan ke lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan apa yang saya dengar dan ikuti, Sabtu (25/4) kemarin, Pak Gubernur melakukan video confrence dengan seluruh bupati dan wali kota di Bandung Raya, arahan beliau sudah jelas bahwa sekarang ini harus jauh lebih diperketat," katanya di Balai Kota Bandung, Selasa (28/4/2020).
"Ekstrem nya gini, dari Bandung enggak bisa keluar Bandung, begitupun dari luar Bandung enggak bisa masuk ke Kota Bandung," tambahnya.
Ema mengungkapkan, saat ini waktu operasional check point ini dari Pukul 06.00-20.00 WIB, pihaknya akan mengantisipasi warga yang masuk sebelum Pukul 06.00 WIB dan setelah Pukul 20.00 WIB.
"Kita melakukan video meeting dengan Gugus Tugas COVID-19 di tingkat kecamatan bagaimana menyikapi orang yang datang sebelum jam 6 pagi, petugaskan belum ada, artinya mereka lolos, kemudian bagaimana mereka yang datang lepas jam 8 malam masuk ke Kota Bandung, karena mereka tahu petugas tidak ada," ungkapnya.
Menurutnya, jam operasional check point harus dievaluasi, selain itu jumlah check point harus ditambah karena itu kebutuhan. Tapi, hal tersebut dikembalikan kepada pimpinan yaitu Wali Kota Bandung.
"Ini harus dirubah dan diperluas, bisa saja check point ini menjadi 24 jam. Tapi ini yang menentukan pimpinan, apakah kekuatannya siap untuk 24 jam, tapi kalau saya lihat di lapangan kebutuhan," jelasnya.
Meski demikian, Ema menuturkan, masyarakat harus sadar dalam kondisi seperti ini.
"Paling utama sadar semua, masa harus terus diingatkan. Kalau mereka sadar, oke saya keluar karena memang kebutuhan mendesak asal masuk catatan yang dikecualikan, namanya orang sakit masa bertahan di rumah, harus berobat ya boleh. Tetapi bagi yang tidak berkepentingan sudahlah diam di rumah, ngapain," pungkasnya.
(wip/mud)