Cianjur Bingung, Pengadaan 18 Ribu Rapid Test Kit Batal-Stok di Provinsi Kosong

Cianjur Bingung, Pengadaan 18 Ribu Rapid Test Kit Batal-Stok di Provinsi Kosong

Ismet Selamet - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 15:36 WIB
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman
Foto: Ismet Selamet
Cianjur -

Pemerintah Kabupaten Cianjur mengaku kebingungan memenuhi kebutuhan stok rapid test kit. Pasalnya Pemkab tidak diperbolehkan untuk melakukan pengadaan sendiri, sementara stok rapid test kit dari Pemprov Jabar saat ini sudah habis.
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan dengan status siaga COVID-19 dan ditemukan pasien positif, Pemkab Cianjur sudah berencana untuk membeli rapid test kit secara mandiri.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan percepatan pemetaan penyebaran COVID-19, sehingga Cianjur tidak perlu menunggu pemberian dari provinsi.

"Jadi tidak perlu menunggu dulu distribusi dan penambahan stok baru bisa pemetaan, karena kita punya stok sendiri," kata Herman kepada detikcom, Selasa (28/4/2020).

Rencananya, lanjut Herman, pengadaan 18 ribu rapid test kit berdasarkan pada perhitungan 0,6 dikalikan jumlah penduduk Cianjur. Rapid test kit itu diimport langsung dari Korea Selatan.

"Dari perhitungan itu kebutuhan rapid test 9 ribu, tapi karena rapid itu dua kali yakni di awal dan di akhir pasca penanganan, makanya pengadaan di angka 18 ribu buah," kata dia.


Namun, menurut Herman, rencana itu batal karena WHO tidak merekomendasikan penggunaan rapid test. Selain itu, pemerintah pusat juga melarang daerah untuk melakukan pengadaan sendiri rapid test kit.

"Tidak tahu alasan pastinya apa, karena dilarang ya tidak jadi beli. Padahal dengan pengadaan sendiri kita bisa cepat memetakan, sehingga penyebaran COVID-19 bisa diminimalisir," tuturnya.

Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur Yusman Faisal, mengatakan, stok rapid test kit sebanyak 2.400 buah dari Pemprov Jabar kini sudah habis.

"Stoknya belum ada lagi, di Dinkes Cianjur sekarang sudah habis didistribusikan ke puskesmas dan tes pasien ODP, PDP, dan orang dengan risiko tinggi," ujar Yusman.

Yusman mengaku, pada pekan lalu sudah berencana berangkat ke Pemprov untuk meminta tambahan rapid test kit, tetapi ditolak lantaran stok di provinsi yang juga belum ada.

"Jumat lalu mau ambil, tapi ditolak. Katanya belum ada stok di provinsi juga. Hari ini kami akan coba lagi, dan terus pantau sehingga ketika stok ada bisa langsung diminta untuk Cianjur," tuturnya.

Yusman mengatakan, rapid test kit sangat dibutuhkan untuk melacak kasus penyebaran COVID-19 di Cianjur pasca ditemukannya pasien positif. Meskipun penelurusan bisa dilakukan, tetapi akan kurang efektif tanpa dilengkapi alat uji.

"Kalau tanpa rapid test itu seperti hanya ngobrol, meskipun rapid itu tidak sempurna hasilnya tapi ada senjata untuk deteksi dini. Makanya kami harap rapid test kit untuk Cianjur bisa segera ditambah," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Kit Reagen Tes Corona yang Stoknya Sering Habis di Lab:

ADVERTISEMENT

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads