Pemerintah negara bagian New South Wales, Australia memindahkan ribuan warga tunawisma di negara bagiannya untuk tinggal di hotel berbintang. Bagaimana pemerintah daerah dengan ibukota Sydney ini bisa melakukannya dan apakah bisa diterapkan di kota-kota besar dunia lainnya, seperti Jakarta?
Upaya pemindahan tunawisma ke hotel bintang tiga, empat, dan lima, dilakukan setelah melihat para tunawisma yang tidak lagi mungkin melakukan kebijakan 'social distancing' di jalanan dan rumah penampungan.
Matthew, adalah salah satu warga tunawisma yang dipindahkan ke hotel berbintang selama 30 hari, karena memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga beresiko tinggi tertular virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada ABC ia mengatakan merasa senang karena bisa mengisolasi diri di hotel, setelah hampir 22 tahun tidur di jalanan dan tempat penampungan.
Tapi tetap saja ada kekhawatiran, karena ia mengaku tidak mau merasa sendirian.
Sejumlah organisasi layanan tunawisma di Sydney sendiri mempertanyakan apa selanjutnya yang akan dilakukan oleh pemerintah setelah 30 hari.
Menteri Keluarga, Komunitas dan Layanan Difabel di NSW, Gareth Ward mengatakan saat ini sedang ada proyek pembangunan 3.400 tempat tinggal dan sudah selesai 60 persen.
"Kami sadar diperlukan lebih banyak rumah dengan harga terjangkau dan inilah mengapa kami sedang membangunnya," kata menteri Gareth.
Gareth mengatakan wabah COVID-19 memang telah membangkitkan kesadaran pentingnya menemukan solusi cepat bagi tunawisma.
Mungkin ini juga yang perlu ditiru oleh kota-kota besar lain di dunia, yakni menyediakan lebih banyak rumah dengan harga terjangkau.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia
(ita/ita)