WHO mengatakan pandemi virus Corona masih jauh dari kata selesai dan masih akan mengganggu layanan kesehatan. WHO meminta agar memperhatikan dan menjaga imunitas anak-anak di negara miskin
"Jalan masih panjang ke depan dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ujar Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir Reuters, Selasa (28/4/2020).
WHO prihatin dengan meningkatnya jumlah kasus dan kematian di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin dan beberapa negara di Asia. Walaupun saat ini jumlah kasus baru menurun di beberapa negara kaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus corona yang muncul akhir tahun di Wuhan, China itu telah menginfeksi 2,97 juta penduduk dunia. Serta merenggut sebanyak 205.944 nyawa manusia.
Tedros mengkhawatirkan bahwa kesehatan anak-anak sedang terancam olah dampak darurat virus Corona. Terutama dalam program penemuan vaksin.
"Anak-anak mungkin berisiko relatif rendah dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19. Tetapi bisa berisiko tinggi dari penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin," kata Tedros.
Baca juga: Zero COVID-19 Harus Jadi Tekad Bersama |
Sekitar 13 juta orang telah terkena dampak di seluruh dunia oleh keterlambatan imunisasi rutin terhadap penyakit. Seperti polio, campak, kolera, demam kuning dan meningitis.
Kekurangan vaksin terhadap penyakit lain dilaporkan di 21 negara sebagai akibat pembatasan. Serta gangguan perjalanan yang diakibatkan oleh pandemi ini.
"Jumlah kasus malaria di Afrika sub-Sahara dapat berlipat ganda. Itu tidak harus terjadi, kami bekerja dengan negara-negara untuk mendukung mereka" tutur Tedros.
(lir/lir)