Pembunuhan ibu mertua yang dilakukan oleh menantunya menggemparkan warga Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Minggu (26/4). Tetangga korban menceritakan peristiwa sebelum kasus tersebut terkuak.
Korban Siti Rahayu (40) diketahui tinggal di rumah kontrakan yang baru ditempati 8 bulan. Korban tinggal bersama dua anaknya yakni Dwi Hatriani (18) dan balita usia 3,5 tahun, serta cucu korban yang merupakan anak Dwi Hartriani berusia 3 bulan.
Korban sendiri sudah pisah lama dengan suaminya sebelum dirinya memilih mengontrak rumah di Dukuh Bungkus RT 001/006 Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul tersebut. Begitu juga dengan anaknya, Dwi Hartriani yang sudah beberapa bulan pisah ranjang dengan pelaku yakni Priska Dwi Saputra (30) warga Desa Jojogan, Kecamatan Watukumpul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jam sebelum terkuaknya aksi pembunuhan sadis tersebut, tetangga korban mendengar suara tangis kedua balita dari dalam rumah korban.
"Keduanya memang biasa menangis. Jadi kita nggak curiga keduanya menangis lama. Tidak tahunya nggak ada yang menjaga," kata tetangga terdekat korban, Umi Kholifah (28) saat ditemui, Senin (27/4/2020).
Umi mengetahui setelah seorang warga Desa Majalangu, Atik Alifatul (19) mencari keberadaan Dwi Hartriani. Atik adalah teman Dwi.
"Sebelum mengetuk pintu, terdengar dua anak menangis. Pintu dalam kondisi tidak terkunci. Menemukan kedua anak tengah menangis. Terus mencari temannya tidak ada malah menemukan bercak darah banyak, langsung ketuk pintu rumah saya," ucap Umi mengulangi kesaksian Atik.
Umi melanjutkan, karena merasa curiga, suaminya dengan warga lainnya mencoba mengecek ke rumah korban.
"Iya banyak darahnya. Hanya dua anak yang menangis, Dwi dan ibunya tidak berada di rumah," ungkap Umi.
Menurut Umi, sebelum kejadian tersebut, Dwi Hartriani pulang ke rumah disusul kemudian mantan suaminya, Priska Dwi Saputro pada pada Sabtu (25/4) malam.
"Di rumah kontrakan itu, mereka (Hartriani dan Dwi Saputro) bertengkar hebat. Keduanya memang sudah pisah ranjang agak lama. Ibunya turut serta dalam pertengkaran itu," kata Umi.
Tak berapa lama kemudian, Dwi Hartriani pada malam itu juga pergi lagi. Alasannya balik ke tempat pekerjaanya di Randudongkal.
"Tidak tau kerja apa. Jarang ngobrol juga," jelasnya.
Hingga akhirnya, pada keesokan harinya, Minggu (26/4) diketahui ada peristiwa pembunuhan. "Suami saya menelpon Dwi Hartriani, untuk segera pulang," sambung Umi.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa pembunuhan tersebut diketahui warga pada Minggu (26/4) sekitar pukul 06.30 WIB karena mendengar teriakan anak korban yang masih berusia 3,5 tahun.