Tangis Bayi Kuak Kasus Menantu Bunuh Mertua yang Jasadnya Dibuang ke Sungai

Tangis Bayi Kuak Kasus Menantu Bunuh Mertua yang Jasadnya Dibuang ke Sungai

Robby Bernardi - detikNews
Senin, 27 Apr 2020 15:21 WIB
Rumah kontrakan korban yang dibunuh menantunya di Pemalang, Senin (27/4/2020).
Rumah kontrakan korban yang dibunuh menantunya di Pemalang, Senin (27/4/2020). (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
Pemalang -

Pembunuhan ibu mertua yang dilakukan oleh menantunya menggemparkan warga Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Minggu (26/4). Tetangga korban menceritakan peristiwa sebelum kasus tersebut terkuak.

Korban Siti Rahayu (40) diketahui tinggal di rumah kontrakan yang baru ditempati 8 bulan. Korban tinggal bersama dua anaknya yakni Dwi Hatriani (18) dan balita usia 3,5 tahun, serta cucu korban yang merupakan anak Dwi Hartriani berusia 3 bulan.

Korban sendiri sudah pisah lama dengan suaminya sebelum dirinya memilih mengontrak rumah di Dukuh Bungkus RT 001/006 Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul tersebut. Begitu juga dengan anaknya, Dwi Hartriani yang sudah beberapa bulan pisah ranjang dengan pelaku yakni Priska Dwi Saputra (30) warga Desa Jojogan, Kecamatan Watukumpul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jam sebelum terkuaknya aksi pembunuhan sadis tersebut, tetangga korban mendengar suara tangis kedua balita dari dalam rumah korban.

"Keduanya memang biasa menangis. Jadi kita nggak curiga keduanya menangis lama. Tidak tahunya nggak ada yang menjaga," kata tetangga terdekat korban, Umi Kholifah (28) saat ditemui, Senin (27/4/2020).

ADVERTISEMENT


Umi mengetahui setelah seorang warga Desa Majalangu, Atik Alifatul (19) mencari keberadaan Dwi Hartriani. Atik adalah teman Dwi.

"Sebelum mengetuk pintu, terdengar dua anak menangis. Pintu dalam kondisi tidak terkunci. Menemukan kedua anak tengah menangis. Terus mencari temannya tidak ada malah menemukan bercak darah banyak, langsung ketuk pintu rumah saya," ucap Umi mengulangi kesaksian Atik.

Umi melanjutkan, karena merasa curiga, suaminya dengan warga lainnya mencoba mengecek ke rumah korban.

"Iya banyak darahnya. Hanya dua anak yang menangis, Dwi dan ibunya tidak berada di rumah," ungkap Umi.

Menurut Umi, sebelum kejadian tersebut, Dwi Hartriani pulang ke rumah disusul kemudian mantan suaminya, Priska Dwi Saputro pada pada Sabtu (25/4) malam.

"Di rumah kontrakan itu, mereka (Hartriani dan Dwi Saputro) bertengkar hebat. Keduanya memang sudah pisah ranjang agak lama. Ibunya turut serta dalam pertengkaran itu," kata Umi.


Tak berapa lama kemudian, Dwi Hartriani pada malam itu juga pergi lagi. Alasannya balik ke tempat pekerjaanya di Randudongkal.

"Tidak tau kerja apa. Jarang ngobrol juga," jelasnya.

Hingga akhirnya, pada keesokan harinya, Minggu (26/4) diketahui ada peristiwa pembunuhan. "Suami saya menelpon Dwi Hartriani, untuk segera pulang," sambung Umi.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa pembunuhan tersebut diketahui warga pada Minggu (26/4) sekitar pukul 06.30 WIB karena mendengar teriakan anak korban yang masih berusia 3,5 tahun.

Warga yang berdatangan langsung menenangkan anak korban yang menangis histeris. Warga melihat ada bercak darah di dapur dan kamar mandi. Melihat kondisi itu warga lantas menelepon Dwi Hartriani (18), anak kandung korban yang tengah bekerja di Randudongkal.

"Rumahnya memang agak terpencil di belakang pemukiman warga. Jadi warga tidak mengetahui secara detail apa yang terjadi sebelumnya. Hanya ada teriakan histeris pada paginya," kata Rotip, Kepala Desa Majalangu, saat dihubungi, Minggu (26/4) sore.

"Mereka di sini mengontrak. Mereka dari Desa Jojogan. Di sini mengontrak untuk buka usaha, usaha konveksi. Mereka juga jarang bergaul dengan warga. Jadi warga kurang paham," lanjutnya.

Polisi yang datang ke lokasi kejadian setelah menerima laporan, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas meminta keterangan saksi-saksi, termasuk anak korban terkait temuan bercak darah di dua lokasi tersebut.

Setelah melaksanakan olah TKP dan penyelidikan, Satreskrim Polres Pemalang membekuk terduga pelaku yang tidak lain anak menantu dari korban.

"Dari hasil pemeriksaan mengarah ke pelaku. Kita mintai keterangan pelaku, dan mengakuinya," kata Kasat Reskrim Polres Pemalang AKP Suhadi saat dihubungi detikcom.


Pelaku diamankan petugas di rumahnya di Desa Jojogan, Kecamatan Watukumpul. Kepada polisi, pelaku mengaku telah membunuh korban dengan golok sekitar pukul 02.00 WIB. Mayat korban kemudian dibuang di Sungai Keruh Kesesi, yang terletak di perbatasan Kabupaten Pekalongan dengan Kabupaten Pemalang.

"Masih kita dalami motif pembunuhan ini," kata AKP Suhadi.

Suhadi menjelaskan pihaknya masih berupaya mencari keberadaan mayat korban yang menurut pelaku dibuang di Sungai Kali keruh, Kesesi, Pekalongan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads