Jakarta -
Polresta Palangka Raya menggerebek kampung narkoba yang di-setting ala markas bandar narkoba di Kolombia. Kampung narkoba ini mempunyai sejumlah sistem keamanan untuk melindungi bisnis haram di dalamnya.
Lokasi kampung narkoba ini berjarak sekitar 3 km dari tepi jalan. Akses menuju ke lokasi berliku dan mempunyai tiga lapis gerbang yang dijaga orang yang dipekerjakan oleh bandar narkoba.
Penggerebekan dilakukan pada Kamis (23/4) lalu berawal dari penangkapan seorang wanita yang membawa 4 butir ekstasi. Sekitar 15 anggota Polresta Palangka Raya awalnya mendatangi kampung narkoba yang ada di daerah Puntun, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, untuk pengembangan kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun upaya tidak berjalan mulus karena ada 50 orang yang membawa parang menghadang petugas. Personel Polresta Palangka Raya lalu berkoordinasi dengan Brimob dan Sabhara Polda Kalteng untuk bisa melanjutkan misi.
Foto: Momen polisi dihadang 50 orang yang membawa parang di kampung narkoba Puntun (Dok. Istimewa) |
"Yang menghalangi 50 orang pakai parang. Anggota kembali untuk konsolidasi lalu kembali lagi ke TKP dan mengamankan 5 orang tersangka yang tadi menghadang anggota," ujar Kapolresta Palangka Raya, Kombes Dwi Tunggal Jaladri, Senin (27/4/2020).
Bagaimana para bandar kabur?
Melihat Kampung Narkoba Ala Markas Kartel Kolombia:
Para bandar yang ada di dalam kampung narkoba tersebut kabur saat petugas dihadang 50 orang yang memegang parang. Para bandar kabur lewat jalur sungai.
"Sedang bandar sudah kabur lewat sungai di belakang pos yang dijadikan markas penjualan. Iya bandar kabur lewat jalur sungai. Para penjaga pos yang menghadang anggota saat akan membawa barang bukti," ujar Kombes Dwi.
Pos pantau yang jadi tempat transaksi narkoba berlokasi di dekat sungai yang jadi rute kabur para bandar (dok. Istimewa) |
Kombes Dwi, sebelumnya menjelaskan selain 3 lapis gerbang, kampung narkoba mempunyai tower intai. Para bandar juga mempekerjakan mata-mata yang dilengkapi dengan handy talkie (HT) dan drone untuk mengawasi pihak-pihak yang dianggap mengancam keberlangsungan bisnis haram mereka.
Dia mengatakan kampung narkoba ini juga dilengkapi akses melarikan diri. Selain bisa menggunakan speedboat lewat sungai, ada juga jalur hutan yang dipakai para bandar untuk kabur ketika ada penggerebekan.
"Memang kampung narkoba di sini seperti di Kolombia, yang ada pakai pos pantau, pakai tower, pakai pos 1, pos 2, pos 3. Dan tiap polisi masuk ke sana kalau cuma 10 orang pasti dikeroyok sama bandar di sana," ucap Kombes Dwi, Minggu (26/4).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini