"Disiapkan gedung SMS, milik Pemkab Sragen untuk melakukan karantina bagi 31 orang yang sudah positif dalam hasil rapid test. Kemudian Selasa nanti kita akan melaksanakan swab test, sebagai tindak lanjut atas hasil rapid test-nya," ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Minggu (26/4).
Yuni melanjutkan, karantina mandiri ini merupakan langkah Pemkab untuk mengawasi dan mengantisipasi persebaran virus Corona atau COVID-19, terutama dari Klaster Gowa. Yuni menjamin 31 peserta Ijtima Gowa tersebut akan mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai, serta pemberian makan serta suplemen vitamin.
"Dilakukan karantina karena saat ini 31 orang ini dalam keadaan orang tanpa gejala (OTG) sehingga kita jadikan satu di sini. Apabila nanti timbul gejala ikutan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, kami akan segera kirim ke RSUD dr Soehadi Sragen atau RSUD dr Soeratno Gemolong," imbuh Yuni.
Menurutnya, pemkab awalnya mempertimbangkan melakukan karantina di salah satu masjid milik kelompok peserta Ijtima Gowa. Namun, setelah dilakukan musyawarah, para peserta Ijtima Gowa tersebut memutuskan menempati lokasi yang dipilih oleh Pemkab.
"31 orang akan mulai menempati lokasi karantina Senin siang. Nanti apabila hasil tes swab-nya positif, berarti dia harus tetap di sini sampai sembuh. Kalau negatif, dia bisa diperkenankan pulang untuk isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," kata Yuni.
Sebelumnya, Pemkab Sragen menggelar rangkaian rapid test kepada rombongan Ijtima Ulama Dunia Gowa asal Sragen, Rabu (22/4). Hasilnya 31 orang dinyatakan terindikasi positif COVID-19.
Dari hasil pemeriksaan, total warga Sragen yang memiliki riwayat pergi ke Ijtima Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan sebanyak 130 orang. Dari hasil penelusuran petugas, saat ini 30 orang sudah tidak lagi berada di Sragen.
"30 (orang) sudah keluar Sragen. Dari sisanya 100 ini, yang sudah kita lakukan pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) berjumlah 86 orang. Hasilnya, 31 orang dinyatakan reaktif. Yang dimaksud reaktif ini adalah positif berdasarkan hasil rapid test," ujar Yuni.
(mbr/mbr)