Kasus positif COVID-19 di Kalimantan Timur meningkat menjadi 105 orang setelah 8 warga dinyatakan positif. Kepastian ini diketahui berdasarkan hasil tes laboratorium kesehatan di Surabaya, Jawa Timur.
Hasil tes dari Surabaya itu diterima tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kalimantan Timur, Minggu (27/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi M Ishak selaku Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur kepada wartawan melalui aplikasi Zoom, Minggu (27/4/2020) petang, mengatakan bahwa 8 kasus baru itu semuanya dari klaster Gowa, Sulawesi Selatan.
"Hari ini ada penambahan 8 kasus baru. Mereka merupakan warga dari Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai barat dan Kota Samarinda," kata Andi M Ishak.
Peningkatan jumlah kasus yang diterkonfirmasi paling banyak terjadi di kota Samarinda dengan temuan 5 kasus, dan semuanya sudah menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Kota Samarinda.
Pasien pertama SMD 11 (60) Laki-laki merupakan kasus yang dirawat di RSUD IA Moeis sejak 13 April 2020 yang memiliki comorbid Diabetes Melitus dan Hipertensi
SMD 12 (60) laki laki merupakan kasus yang dirawat di RSUD AW Syahranie sejak 14 April 2020 dengan keluhan demam, batuk, serta memiliki rapid test reaktif.
SMD 13 (30) laki-laki merupakan kasus yang dirawat di RSUD AW Syahranie sejak 15 April 2020 dengan keluhan demam, batuk, sesak nafas, pilek, dan sakit kepala dengan hasil rapid test reaktif.
SMD 14 (51)laki-laki merupakan kasus yang dirawat di RSUD AW Syahranie sejak 15 April 2020 dengan keluhan demam, batuk, sesak nafas, pilek, serta memiliki gambaran bronchitis dan memiliki hasil rapid test reaktif.
SMD 15 (48) Laki-laki merupakan kasus yang dirawat di RSUD AW Syahranie sejak 17 April 2020 dengan keluhan demam, batuk, sesak nafas, dan pilek, serta memiliki rapid test reaktif.
Penambahan kasus lainnya terjadi di Kutai Barat yang di beri kode KBR 12 (46) Laki-laki telah melaksanakan Isolasi di Asrama Dispora sejak 13 April 2020 dengan keluhan demam, batuk, pilek, serta memiliki hasil rapid test reaktif.
Kemudian dari Kutim yakni KTM 12 (55) Laki-laki melakukan isolasi diri di rumah sejak 23 maret 2020. Tanggal 14 April 2020 Kasus memiliki keluhan demam, batuk, serta memiliki hasil rapid test reaktif sehingga dilakukan perawatan di RSUD Kudungga Sangatta.
Yang terakhir dari Paser yakni PSR 6 (39) Laki-laki pasien yang di rawat di RSUD Panglima Sebaya Paser sejak 16 April 2020 dan memiliki hasil rapid test reaktif.
Penambahan 8 kasus ini membuat total jumlah kasus yang terkonfirmasi positif covid 19 menjadi 105 , 93 orang masih dalam perawatan, 11 orang sembuh dan meninggal dunia 1 orang.
Menanggapi peningkatan penambahan kasus yang terkonfirmasi positif Andi berharap agar masyarakat kota Samarinda kembali mematuhi himbauan pemerintah terkait untuk mengurangi kegiatan diluar rumah.
Menyinggung tentang pemberlakuan PSBB di Kalimantan Timur, Andi mengatakan bahwa secara umum Kaltim sudah memberlakukan kegiatan itu namun tidak secara ketat.
"Saat ini kita sudah melakukan protokol PSBB namun tidak secara ketat, kita sudah memberlakukan kerja dan belajar dari rumah saja dan meminta kepada warga untuk tidak keluar rumah," kata Andi.
Menyinggung masih banyaknya warga yang keluar rumah, Andi mengatakan akan segera melakukan koordinasi dengan tim gugus yang ada didaerah untuk kembali menegaskan komitmennya apalagi dibeberapa daerah sudah terjadi transmisi lokal.
"Kita berharap masyarakat kembali mematuhi himbauan pemerintah ini tujuannya adalah untuk menekan penyebaran covid 19 di Kalimantan Timur," kata Andi
Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP), sebanyak 6660 orang, dengan rincian 5713 selesai pemantauan dan 947 masih proses pemantauan.
Selanjutnya, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 486 kasus, Rinciannya, 196 negatif, 105 hasilnya positif 184 menunggu hasil dan 1 Probable.
Sementara itu untuk hasil Treasing pelaku perjalanan Gowa yang berhasil dihimpun tim gugus andi mengatakan saat ini sedikitnya ada 749 orang pelaku perjalanan yang terdata oleh tim gugus, 54 orang diantaranya terkonfirmasi positif.144 orang termasuk dalam Orang dalam Pantauan (ODP), 64 orang masuk dalam Pasien Dalam Pemantauan dan 13 orang adalah Orang tana gejala (OTG).