Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara terkait aksi 3 siswi SMA di Kalimantan Tengah (Kalteng), membuka bra saat siaran langsung di Instagram. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menyebut adanya kelalaian orang tua dalam membiarkan anaknya bertindak pornoaksi.
"Dalam hal ini pengawasan orang tua, apalagi cuma di lingkungan rumah, kok bisa anaknya bisa melakukan tindakan seperti itu, itu kan kemungkinan besar dilakukan di kamar," kata Retno saat dihubungi detikcom, Kamis (23/4/2020).
"Sebenarnya ini ada kelalaian dari pengawasan orang tua di rumah," lanjutnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPAI meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir video pornoaksi tersebut yang telah beredar di media sosial.
"Mungkin (meminta) Kemkominfo ya, karena (video) masih bisa diakses oleh dunia maya, tentu ini harusnya segera diblokir itu sih," ujarnya.
Ia cemas banyak oknum yang telah merekam dan menyebar video aksi 3 siswi SMA tersebut. Retno khawatir ketiganya akan mendapatkan bullying dari netizen.
"Biasanya anak tersebut (akan) dimaki-maki, dihujat, nah ketika dihujat netizen, maka anak itu akan mengalami tekanan psikologi kan dibully itu bisa berdampak," lanjut Retno.
Sebelumnya diberitakan, tiga siswi SMA membuat heboh media sosial karena membuka pakaian dalamnya saat live Instagram. Setelah diamankan polisi, ketiganya mengakui membuat video tak senonoh tersebut saat live di Instagram dengan akun eyyenn yang direkam oleh akun Keviljhns.
Kasat Reskrim Polres Pulang Pisang Iptu Jhon Digul Manra mengatakan ketiga siswi tersebut dalam pengaruh minuman keras (miras) saat membuat video siaran langsung tersebut. Aksi ketiganya tidak dilakukan karena ada transaksi ekonomi.
"Mabuk saja. Lain, bukan phone sex. Soalnya dia itu live streaming gitu. Jadi penonton bebas yang berteman dengan dia (tidak khusus)," ujar Iptu Jhon saat dihubungi.
(isa/gbr)