Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Para Ahli

Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Para Ahli

Niken Widya Yunita - detikNews
Kamis, 23 Apr 2020 14:51 WIB
Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran bagi masyarakat di tengah masa pandemi Corona. Yuk, lihat lagi momen-momen mudik yang pastinya sangat dirindukan.
Foto: Dok. detikcom/Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Para Ahli
Jakarta -

Presiden Jokowi menyatakan pulang kampung dan mudik berbeda di acara Mata Najwa, Rabu (22/4/2020). Menurut Jokowi mudik dilakukan saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Ada setidaknya dua ahli yang memiliki pendapat sama dengan Jokowi mengenai adanya perbedaan antara mudik dan pulang kampung. Namun para ahli ini memiliki analisis yang berbeda terhadap dua hal itu.

Berikut perbedaan antara mudik dan pulang kampung menurut ahli ketika dimintai pendapatnya, Kamis (23/4/2020):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. DR. Devie Rahmawati, Dosen dan Peneliti Tetap Program Vokasi Humas Universitas Indonesia

Menurut Devie, secara praktik mudik menjadi dekat dengan tradisi para migran yang kembali ke kampung setahun sekali dan biasanya bertepatan dengan perayaan hari keagamaan seperti Lebaran. Sedangkan pulang kampung dapat dilakukan tidak hanya setahun sekali.

ADVERTISEMENT

Berikut pernyataan lengkap Devie:

A. Sejak kapan tradisi mudik ini terjadi?

β€’ Diduga, tradisi mudik muncul pada 1970-an. Menyitir temuan Maman Mahayana, dalam kamus-kamus yang terbit sebelum tahun 70-an, mudik belum diartikan sebagai pulang kampung. Mudik diartikan berlayar ke udik atau pergi ke hulu sungai.
β€’ Barulah pada kamus Bahasa Indonesia yang terbit pada tahun 1976, mudik yang bermakna pulang kampung muncul.

B. Mengapa ada tradisi mudik?

β€’ Melihat bagaimana mudik baru muncul setelah tahun 70-an, bertepatan dengan masa pembangunan Orde Baru, kurang lebih kita dapat melihat mudik sebagai dampak pembangunan Indonesia yang terpusat di Jakarta. Terjadinya pemusatan pembangunan di Jakarta menyebabkan pemusatan penduduk usia produktif serta aktivitasnya;

β€’ Di sisi lain, pemusatan penduduk ini tidak serta-merta menghilangkan sentimen penduduk terkait terhadap daerah asal kelahirannya--tempat keluarganya berada. Akhirnya terciptalah tradisi dalam setahun sekali para penduduk pulang ke desa, tradisi ini kemudian dikenal sebagai mudik.

C. Jadi dari penjelasan di atas, secara praktik memang mudik menjadi dekat dengan tradisi para migran yang kembali ke kampung setahun sekali, yang biasanya bertepatan dengan perayaan hari keagamaan seperti lebaran. Sedangkan pulang kampung dapat dilakukan tidak hanya setahun sekali.

2. Prof. Effendi Gazali, MPS ID., Ph.D, Peneliti Komunikasi yang juga Pengajar dan Pembimbing Disertasi di Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Effendi ikut versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang terakhir dimutakhirkan pada Bulan Oktober 2019 tentang perbedaan mudik dan pulang kampung. Arti kata mudik ada dua. Pertama, pulang ke hampung halaman. Kedua, berlayar, pergi, ke udik (hulu sungai, pedalaman).

"Artinya barangkali Presiden kita punya cukup data bahwa yang sudah banyak meninggalkan kota-kota besar itu bukan pulang ke kampung halaman. Tapi mereka memang pergi ke udik (hulu sungai, pedalaman)," ujar alumnus Cornell University ini.

Berikut pernyataan lengkap Effendi Gazali:

"Pertama, saya gembira karena akhirnya Presiden menyatakan dengan tegas: Dilarang Mudik.

Saya ingat, ada video conference dengan tuan rumah Humas Kementerian Perhubungan. Pesertanya 57 orang dari begitu banyak institusi. Saya menyatakan Presiden harus mengubah imbauannya menjadi larangan untuk mudik. Salah seorang wartawan senior yang juga aktif di Gugus Tugas kesal pada saya.

"Presiden tidak boleh mencla-mencle. Jadi harus tetap pada himbauan saja," katanya.

Jadi pertama, saya ulangi: saya bahagia bahwa Presiden berubah demi kebaikan bangsa dan dirinya juga.

Kedua, saya ikut KBBI versi terbaru saja. Arti kata "mudik" ada 2. Satu: pulang ke hampung halaman. Dua: berlayar, pergi, ke udik (hulu sungai, pedalaman). Artinya barangkali Presiden kita punya cukup data bahwa yang sudah banyak meninggalkan kota-kota besar itu bukan pulang ke kampung halaman. Tapi mereka memang pergi ke udik (hulu sungai, pedalaman).

Ketiga, kalaupun nanti Bapak Presiden ternyata ada kekhilafan. Ya kan namanya manusia, tetap bisa ada khilaf, nanti tetap bisa diubah atau diperbaiki. Yang keterlaluan barangkali orang di sekeliling Presiden yang memberi masukan tentang arti kata "mudik".

Kan dulu orang seistana pernah salah waktu mendorong Presiden mendatangkan banyak turis ke Indonesia saat Covid-19 sudah mulai di China. Pakai bayar buzzer sebanyak Rp 72 miliar pula.

Nah, jadi kalau ada salah, ya tinggal diperbaiki. Semoga yang tidak salah adalah prediksi kapan Indonesia bisa selesai dari perang kemanusiaan melawan Covid-19 ini. Paradigmanya harus lebih jelas, dibanding perbedaan antara "pulang ke kampung halaman" dengan "berlayar atau pergi ke udik atau hulu sungai atau pedalaman".

Presiden Larang Mudik, BNPB: 43% Pasien Positif COVID-19 Tanpa Gejala:

(nwy/zlf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads