Seorang bayi berusia satu bulan di Thailand sembuh dari Covid-19 berkat bantuan tim medis serta penggunaan racikan sejumlah obat antivirus, menurut seorang dokter anak di Bangkok.
Visal Moolasart, dokter anak yang merawat bayi tersebut di Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura, mengatakan tim medis memutuskan menggunakan empat obat antivirus setelah berdiskusi dengan beberapa dokter spesialis farmakologi dan pakar medis lainnya.
"Strategi yang dipakai untuk menangani anak ini adalah memberikannya obat-obatan selama 10 hari," papar Visal kepada kantor berita Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memeriksa kesehatannya setiap hari. Selang tiga sampai lima hari sesudah itu, hasil sinar-X menunjukkan tanda-tanda pemulihan secara bertahap," tambahnya.
Visal menekankan bahwa tim medis menghadapi tantangan mengingat ada sejumlah obat tertentu yang tidak boleh dikonsumsi bayi berusia di bawah satu tahun.
Meski demikian, Visal tidak merinci obat macam apa yang diberikan kepada bayi tersebut sampai dia pulih.
- Virus corona: Seberapa cepat vaksin Covid-19 tersedia?
- Pandemi Covid-19 memicu meroketnya peredaran obat palsu dan alat medis masker
- Jokowi pesan tiga juta klorokuin, apakah 'obat malaria' teruji sembuhkan Covid-19?
Saat ini lebih dari 150 obat-obatan sedang diteliti di seluruh dunia. Sebagian besar di antaranya adalah obat yang diujicobakan untuk mengobati virus corona.
Mana yang paling menjanjikan? Dan berapa lama lagi waktu yang diperlukan sebelum ditemukan obat yang dapat menyelamatkan nyawa kita dari Covid-19?
Sebagian pasien memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, sebagian lainnya cukup beristirahat di rumah. (Getty Images)
Apa saja langkah yang dilakukan untuk menemukan obat?
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan uji coba Solidarity dengan tujuan meneliti obat yang paling menjanjikan
- Inggris mengatakan uji coba yang dinamakan Recovery adalah percobaan terbesar di dunia yang pada tahap awal sekarang telah melibatkan 5.000 pasien
- Pusat-pusat riset di berbagai negara berusaha menggunakan plasma darah pasien yang sembuh untuk pengobatan
Jenis obat saja yang mungkin efektif?
Terdapat tiga pendekatan secara umum yang sedang diteliti:
- Obat antiviral yang langsung merusak kemampuan virus corona di dalam tubuh
- Obat yang dapat menenangkan sistem kekebalan - pasien menjadi sakit keras ketika sistem kekebalannya bereaksi berlebihan dan mulai menyebabkan kerusakan tambahan pada tubuh
- Antibodi, baik yang diambil dari pasien yang sembuh maupun yang dibuat di laboratorium yang dapat menyerang virus
Obat apa yang paling menjanjikan?
Dr Bruce Aylward dari WHO mengatakan remdesivir adalah satu-satunya obat yang menunjukkan tanda-tanda paling efektif, setelah ia berkunjung ke China.
Obat antiviral awalnya diproduksi untuk mengobati Ebola, tetapi muncul pilihan-pilihan lain yang lebih efektif.
Sejak saat itu, dalam penelitian pada hewan obat itu terbukti efektif untuk mengobati virus-virus corona lain yang mematikan (Mers dan Sars), sehingga muncul harapan obat tersebut juga efektif mengobati virus corona Covid-19.
Hasil uji coba yang bocor yang dilakukan oleh Universitas Chicago juga menunjukkan bahwa obat tersebut manjur.
Obat itu adalah salah satu dari empat obat yang disertakan dalam uji coba Solidarity oleh WHO dan produsennya, Gilead, juga melakukanj uji coba.
Apakah obat HIV dapat digunakan untuk mengobati virus corona?
Sudah banyak pembicaraan mengenai hal itu tetapi buktinya lemah bahwa sepasang obat HIV - lopinavir dan ritonavir - efektif mengobati virus corona.
Ada bukti yang menunjukkan obat tersebut bekerja efektif di tingkat laboratorium, tetapi penelitian pada manusia hasilnya mengecewakan.
Kombinasi dua obat itu tidak meningkatkan penyembuhan, menekan angka kematian atau menurunkan tingkat virus pada pasien Covid-19 dengan kondisi serius.
Namun demikian, karena uji coba dilakukan pada pasien yang sudah sangat sakit, mungkin pemberian obat itu sudah terlambat sehingga tidak efektif.
Apakah obat malaria dapat mengobati virus corona?
Obat malaria turut diteliti dalam proyek uji coba Solidarity oleh WHO dan Recovery oleh Inggris.
Chloroquine atau klorokuin, dan turunannya, hydroxychloroquine, mungkin mengandung senyawa antiviral dan senyawa yang menenangkan imun.
Obat tersebut mencuat ke permukaan sebagai obat yang berpotensi manjur, sebagian besar dikarenakan klaim Presiden Trump, tetapi buktinya masih tipis.
Hydroxychloroquine juga digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis atau peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri, karena dapat mengatur sistem kekebalan.
Tes laboratorium menunjukkan obat itu dapat menghambat virus corona, dan muncul bukti anekdot dari kalangan dokter yang mengatakan hydroxychloroquine tampak membantu pasien.
Namun WHO menegaskan tidak ada bukti definitif tentang kemanjurannya.
Apakah darah pasien yang sembuh dapat digunakan?
Orang yang sembuh setelah mengalami infeksi seharusnya menyimpan antibodi di dalam darahnya yang dapat menyerang virus.
Caranya adalah mengambil plasma darah (bagian darah yang mengandung antibodi) dan kemudian memberikannya kepada pasien yang sedang sakit untuk pengobatan.
Amerika Serikat telah mengobati 500 pasien dengan cara itu dengan hal yang disebut sebagai "plasma darah", dan negara-negara lain juga menempuh jalan yang sama.
Berapa waktu yang diperlukan sampai ditemukan obat?
Untuk tahap sekarang, masih terlalu dini untuk mengetahui kapan akan ada obat untuk mengobati virus corona.
Namun demikian, kita mestinya akan segera mengetahui hasil-hasil uji klinis dalam beberapa bulan mendatang. Kerangka waktu itu lebih awal dibandingkan kerangka waktu kepastian apakah suatu vaksin efektif.
Hal ini disebabkan para dokter mengujicobakan obat yang sudah dikembangkan dan diketahui cukup aman untuk digunakan, sementara peneliti vaksin memulainya dari nol.
Beberapa obat virus corona yang sama sekali baru dan eksperimental juga diuji di laboratorium tetapi belum siap digunakan pada manusia.
Mengapa kita memerlukan pengobatan?
Alasan paling nyata mengapa kita memerlukan obat adalah karena obat menyelamatkan nyawa, tetapi juga memungkinkan pelonggaran karantina wilayah.
Dengan adanya obat maka pada intinya virus corona akan menjadi penyakit lebih ringan.
Jika obat memungkinkan pasien yang dirawat di rumah sakit tidak sampai memerlukan bantuan ventilator, maka unit perawatan intensif tidak kewalahan.
Dengan demikian pembatasan terhadap kehidupan masyarakat tidak perlu seketat sekarang.
Bagaimana dokter merawat pasien sekarang
Jika kita terinfeksi virus corona, sebagian dari kita mengalami gejala ringan dan dapat diatasi di rumah dengan cara beristirahat, mengonsumsi paracetamol dan memastikan tubuh kita mendapat cairan yang cukup.
Tetapi sebagian orang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, dengan bantuan oksigen melalui ventilator.
(ita/ita)