Stok Reagen Sukar Digapai, Target Jokowi Bisa Sulit Tercapai

Round-Up

Stok Reagen Sukar Digapai, Target Jokowi Bisa Sulit Tercapai

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 23 Apr 2020 08:03 WIB
Presiden Joko Widodo merapikan masker yang digunakannya saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo memastikan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool/aww.
Presiden Jokowi di RS Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta -

Pemerintah menyampaikan terdapat beberapa laboratorium yang menghentikan aktivitas tes virus Corona karena habisnya reagen. Hal ini disebut dapat membuat target Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peningkatan tes Corona sulit tercapai.

Habisnya reagen menjadi sorotan beberapa pihak. Di antaranya Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), yang menilai saat ini telah terjadi krisis reagen.

"Artinya memang terjadi krisis," kata epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono, saat berbincang, Rabu (22/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandu kemudian mengamati pernyataan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, yang menyebut reagen dari Korea Selatan sudah datang. Doni menyampaikan hal itu sepekan setelah Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan RI bakal mendatangkan 150 ribu reagen.

"Pernyataan itu untuk menenangkan laboratorium-laboratorium di daerah. Bayangkan, apa yang terjadi di lapangan dalam mengatasi krisis ini," kata Pandu.

ADVERTISEMENT

Tes PCR diketahui tidak bisa dilakukan tanpa ketersediaan reagen. Reagen adalah bahan yang dibutuhkan untuk mengekstraksi spesimen sebelum diproses oleh alat PCR, sehingga diketahui apakah spesimen dari pasien itu mengandung virus SARS-CoV-2 atau tidak.

Berikut Sebaran 7.418 Kasus Positif Corona di Indonesia:

Sehingga tanpa reagen, tes akurat untuk mengetahui penularan virus Corina tidak bisa dijalankan. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut menurut Pandu pemerintah perlu memangkas birokrasi

"Birokrasi untuk menerima reagen ini harus dipangkas," ujar Pandu.

Menurutnya, birokrasi yang berbelit-belit bakal mempersulit kedatangan reagen ini ke laboratorium-laboratorium di seluruh Indonesia. Padahal saat ini wabah Corona tidak bisa menunggu lama karena harus segera diatasi.

Dia juga menyarankan, gudang logistik, termasuk menampung reagen, bisa dibikin di daerah-daerah. Stok logistik untuk 'perang melawan Corona' ini harus dilipatgandakan supaya laboratorium dan fasilitas rumah sakit tidak kekurangan cadangan.

"Harus dioverestimasikan (stok logistik reagen). Misalnya, kalau tiap hari kapasitas lab bisa 100 (reagen), untuk kondisi ini kita harus sediakan jauh lebih banyak," kata Pandu.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga menyoroti dan meminta pemerintah segera mengatasi krisis reagen. Kebutuhan reagen disebut perlu segera dicukupi karena Presiden Jokowi telah menargetkan peningkatan tes besar-besaran.

"Semua kementerian harus mengupayakan alat dan reagen PCR sesegera mungkin," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng Mohammad Faqih, kepada detikcom, Rabu (22/4/2020).

Diketahui sejak 13 April lalu, Presiden Jokowi meminta tes PCR Corona dapat dilakukan terhadap 10 ribu lebih spesimen setiap hari. Jokowi pada saat itu juga mengungkapkan Kementerian BUMN mengadakan 18 buah alat tes PCR. Dia menuturkan prediksinya pekan itu 1 hingga 3 alat tersebut bisa digunakan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads