Pemprov Jabar siap memberikan bantuan kepada 21 tenaga medis di RS Ciremai, Kota Cirebon. Mereka mesti menjalani isolasi usai menangani seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal.
Sekadar diketahui, PDP tersebut pernah kontak langsung dengan pasien positif Corona atau COVID-19. Namun, pihak keluarga pasien sempat menyangkal. Walau akhirnya pihak keluarga mengaku.
"Jadi bantuan kita berikan untuk tenaga kesehatan yang terpapar, akan kita lakukan secara maksimal protokol kesehatan bagi mereka yang terpapar," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Daud Achmad dalam konferensi pers daring, Rabu (22/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat tingkatannya dan kita berikan pelayanan maksimal kepada tenaga kesehatan tersebut," ucap Daud menegaskan.
Kepala RS Ciremai Letkol CKM Andre Nofan mengatakan pihak keluarga akhirnya mengakui PDP tersebut sempat kontak langsung dengan orang yang terinfeksi COVID-19. "Kami mengisolasi 21 tenaga medis yang sempat merawat pasien, di antaranya 18 perawat dan tiga dokter spesialis. Ini sesuai protap, kita harus isolasi. Tenaga medis ini isolasi secara mandiri," tutur Andre kepada awak media di Public Safety Center (PSC) 119 Kota Cirebon, Senin (20/4).
Senada disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Medis (Yanmed) RS Ciremai Tetri Yuniwati. "Keluarga pasien mengaku tidak pernah kontak langsung dengan pasien positif atau bepergian ke luar kota. Kita tanya berulang-ulang. Alasannya sudah tua, tidak pernah kemana-mana," kata Tetri.
Setelah menyangkal, keluarga pasien mengakui bahwa pasien sempat kontak langsung dengan orang yang positif Corona. Menurut Tetri, pasien mengaku sempat kontak langsung dengan adik dan keponakannya yang meninggal akibat COVID-19.
(yum/bbn)