Dukungan moral kepada tenaga medis di tengah pendemi virus Corona (COVID-19) ditunjukkan AKP SS Udiyono. Kapolsek Bawang, Banjarnegara ini memasak berbagai menu makan siang untuk para tenaga kesehatan di Puskesmas setempat.
Hari ini misalnya, saat tenaga kesehatan memberi pelayanan kepada masyarakat, ia sibuk memasak sop ikan gurami di dapur Puskesmas 1 Bawang. Sehingga saat masuk waktu makan siang, hasil masakannya sudah siap disajikan untuk para tenaga kesehatan tersebut.
Aksi simpatik ini dilakukan seorang diri dan menggunakan uang pribadinya sejak sebulan lalu. Menurut dia, aksi ini bukan semata-mata membantu makan siang untuk tenaga kesehatan. Namun, untuk memberi dukungan moral. Mengingat saat ini, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menanggulangi pendemi virus Corona atau COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada perintah bahwa setiap Polsek harus improvisasi sendiri yang nantinya bisa bermanfaat untuk tenaga kesehatan. Jadi dengan memasak langsung di Puskesmas juga bisa memberi pesan bahwa para tenaga kesehatan ini tidak sendirian," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Bawang, Banjarnegara, Selasa (21/4/2020).
![]() |
Udiyono mengaku sengaja tidak membeli makanan yang sudah jadi untuk tenaga kesehatan. Selain hobi masak, membeli makanan di warung akan lebih mahal dibanding masak sendiri. Ia mencontohkan, untuk sop ikan gurami dan tempe goreng hasil masakannya hanya butuh Rp 300 ribu untuk 30 porsi.
Komnas HAM Ungkap Sebab Tenaga Medis RS Kariadi Terpapar Corona!:
"Jadi pagi hari belanja ke pasar, sekalian patroli. Setelah itu langsung ke Puskesmas untuk memasak," terangnya.
Aksi memasak untuk tenaga kesehatan ini ia lakukan dua hari sekali dengan menu yang berbeda-beda. Sebelumnya, ia memasak orak-arik pindang.
![]() |
"Pas orak-arik pindang malah hanya Rp 220 ribu jadi lebih hemat. Selain Puskesmas, saya juga memasakkan di kantor Kecamatan Bawang," tuturnya.
Dokter di Puskesmas Bawang dr Liana Dewi mengaku terharu dengan dukungan langsung yang dilakukan oleh Kapolsek Bawang tersebut. Sebab, sebagai manusia biasa masih ada rasa takut di tengah pendemi virus Corona.
"Bagi kami ini sesuatu yang luar biasa. Saya terharu dengan keikhlasannya untuk hadir di tengah-tengah kami, karena sebagai manusia biasa tetap ada rasa takut. Apalagi ada tenaga kesehatan yang juga menjadi korban COVID-19, bahkan ada tenaga kesehatan yang sempat jenazahnya ditolak saat akan dimakamkan," tuturnya.