Sabar menjadi kunci bagi Subari (65) dalam mencari rezeki. Pria penyandang disabilitas ini tetap berjualan balon demi mencukupi kebutuhan keluarga meski pembeli sepi sejak virus Corona merebak di Medan.
Subari yang telah kehilangan salah satu kakinya ini sehari-hari berjualan balon di depan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan Dr Mansyur, Medan. Dia mengatakan pendapatannya menurun drastis sejak mahasiswa diliburkan demi mencegah penyebaran Corona.
"Berkurang. Kadang, mereka (mahasiswa) pas ulang tahun atau kegiatan apa gitu ada pesan. Ada yang beli satu-satu juga. Ada juga warga yang lewat beli. Kalau ada yang pesan sampek 50 balon laku. Kalau hari biasanya ya 20 balon laku. (Saat ini) Sepi. Paling banyak 10 lah. Hari ini pun belum buka dasar," ujar Subari, Selasa (21/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengaku sempat tak berjualan selama setengah bulan karena takut terpapar virus Corona. Selama tak berjualan, Subari pun memutar otak mengerjakan hal lain demi menghidupi keluarga.
"Ini pun gara-gara corona. Saya nggak jualan kemarin ada sekitar setengah bulan. Saya takut gitu. Apalagi kan nggak dikasih keluar," ucapnya.
Subari mengatakan dirinya sempat membantu bilal mayit mengurus jenazah. Ada juga warga yang memberi bantuan kepada warga Medan Polonia ini.
"Saya bantu-bantu bilal di masjid mandiin jenazah, kafanin. Lainnya ada dikasih bantuan sama warga-warga juga," ucapnya.
Dia mengatakan saat ini dirinya tinggal bersama istri dan anak-anaknya. Subari mengatakan sabar menjadi kunci dirinya tetap berjualan demi mencari rezeki di tengah pandemi.
"Sama istri dan anak. Anak ada tiga orang, kalau satunya udah kerja di luar daerah. Ya, terpenting kita sabar. Rezeki Insyaallah pasti ada. Kan kita jualan, harus sabar," tuturnya.