Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) mengapresiasi upaya penyelamatan penyu sisik yang terdampar di bawah tol Bali Mandara, Denpasar oleh nelayan, pada Jumat (17/4) lalu.
Dirjen PRL, Aryo Hanggono menyampaikan upaya penyelamatan penyu terancam punah yang dilakukan oleh nelayan yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang Kota Denpasar menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap perlindungan dan pelestarian biota laut dilindungi.
"Upaya perlindungan dan pelestarian biota laut dilindungi di Indonesia tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemerintah saja. Dibutuhkan dukungan dan peran berbagai pihak, termasuk dukungan dari masyarakat nelayan. Untuk itu, KKP berterima kasih atas setiap upaya yang dilakukan masyarakat dalam membantu pemerintah menyelamatkan biota laut dilindungi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan penyu merupakan biota dilindungi yang menjadi target pelaksanaan kegiatan konservasi jenis ikan Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Ditjen PRL pada 2020 - 2024.
"Penyu termasuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan kategori Critically Endangered. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah konservasi agar tidak terjadi kepunahan di masa yang akan datang," jelasnya.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut Denpasar, Permana Yudiarso menjelaskan dalam rangka upaya penyelamatan biota laut yang dilindungi, BPSPL Denpasar telah membentuk Tim Respon Cepat Penyelamatan Biota Laut Terdampar di wilayah kerjanya, termasuk di Bali.
"Untuk kejadian penyu sisik yang terdampar di bawah tol Bali Mandara, BPSPL Denpasar mendapat laporan kejadian dan telah menerjunkan tim respon cepatnya. Tim berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk dapat menyelamatkan penyu tersebut," katanya.
Penyu berjenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata) ini ditemukan oleh Ketua Pokmaswas Mina Werdhi Batu Lumbang Kota Denpasar, Made Wijaya bersama anggotanya Wayan Sudiasa pada saat patroli memakai kano. Penyu sisik ditemukan dalam keadaan lemas dan pada bagian punggung serta dada penyu ditumbuhi parasit seperti kerang. Penyu sisik tersebut diketahui berkelamin betina, berukuran panjang 29 cm dan lebar 23 cm, dengan umur diperkirakan 2 tahun.
Pokmaswas melalui Bapak Kona Antara, Ketua KUB (nelayan) Segara Guna Batu Lumbang, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Perikanan dan Ketahanan pangan Kota Denpasar untuk meminta bantuan agar menghubungi pihak yang bisa menangani penyu tersebut lebih lanjut.
"Patroli ini selalu rutin dilaksanakan dengan sistem piket (bergantian) dan kebetulan kemarin (18/4) ditemukan satu ekor penyu sisik terdampar. Lalu kami berinisiatif melapor kepada Dinas Perikanan Kota Denpasar untuk menghubungi pihak yang dapat menangani penyu tersebut lebih lanjut," ujarnya.
Saat ini, penyu sisik sedang menjalani perawatan di Turtle Conservations & Education Centre (TCEC) hingga nanti keadaannya pulih kembali.
(akn/ega)