Dari Makkah Sampai Bandung, Umat Muslim Sambut Ramadan di Tengah Pandemi

Dari Makkah Sampai Bandung, Umat Muslim Sambut Ramadan di Tengah Pandemi

ABC Australia - detikNews
Selasa, 21 Apr 2020 05:59 WIB
Jakarta -

Pandemi virus corona akan mengubah perayaan bulan Ramadan bagi 1,8 miliar umat Muslim di seluruh dunia.

Ramadan tahun ini diperkirakan akan dimulai Jumat besok, 24 April, karena masih menunggu tanggal pastinya.

Konsep Ramadan yang identik dengan kegiatan sosial, seperti buka puasa dan shalat tarawih, tidaklah mungkin dilakukan bersama-sama, saat banyak negara sedang menerapkan pembatasan aktivitas warganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lahirnya iftar lewat dunia maya

Untuk tetap menjalankan tradisi Ramadan tanpa melanggar imbauan 'lockdown', umat Muslim harus beralih ke jalur online.

Iftar atau buka puasa, misalnya, terpaksa dinikmati hanya bersama keluarga, teman, dan kerabat lewat dunia maya.

ADVERTISEMENT

"Kami sedang menyiapkan iftar virtual," kata Shakira Hussein, peneliti Pusat Studi Islam Nasional di University of Melbourne, Australia.

"Saya sendiri sedang berlatih membuat resep yang paling fotogenik untuk Ramadan di Instagram."

Komunitas Ramadan Tent Project di Inggris, setiap tahunnya menyelenggarakan buka puasa bersama di tempat-tempat yang menjadi ikon kota London. Tapi tahun ini, mereka harus tak dapat melakukannya akibat aturan 'lockdown' dari Pemerintah Inggris.

A crowd of people enjoying meals after sunset on a lawn

Koleksi pribadi: Kegiatan Open Iftar tahun 2019 digelar di sejumlah tempat-tempat yang menjadi ikon kota London, seperti Trafalgar Square.

"Kami telah beralih ke cara inovatif untuk melakukan kegiatan tahunan kami," kata Rohma Ahmed, juru bicara Ramadan Tent Project ketika diwawancara ABC.

"Metode online telah membuka akses bagi individu untuk terhubung dengan ratusan orang lainnya untuk berbuka puasa bersama secara virtual."

Rohma mengatakan pihaknya akan menyiarkan adzan Maghrib secara langsung, mengundang para pembicara tamu, dan menyediakan platform melakukan iftar bersama.

"Kami mengimbau orang-orang agar selama physical distancing [menjaga jarak] untuk manfaatkannya sebagai momen refleksi diri, dan membangun kembali keimanan dan ketakwaan, serta rasa kemanusiaan mereka."

Imbauan di tengah pandemi COVID-19 juga berdampak pada pasar malam di daerah Lakemba, yang berjarak 30 menit dari kota Sydney, Australia, yang biasanya digelar selama Ramadan.

Begitu juga dengan nasib pasar malam di bulan Ramadan di negara lainnya, seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura, yang harus tutup karena pandemi virus corona.

Awal April lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang mudik, terutama ke tempat-tempat yang sudah ada kasus COVID-19.

Salat Tarawih di rumah


Mufti di Arab Saudi, Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh mengatakan tahun ini Salat Tarawih dan Salat Eid terpaksa harus dilakukan di rumah masing-masing.

Pihak berwenang di Arab Saudi juga telah menunjukkan tanda-tanda kemungkinan tidak akan ada ibadah haji karena pandemi virus corona.

Arab Saudi meminta pihak penyelenggara haji untuk tidak membuat kesepakatan apapun dengan penyedia katering dan hotel.

Jika haji ditiadakan, maka akan menjadi yang pertama kalinya sejak 1932, saat Arab Saudi berdiri sebagai negara.

Negara tetangga Arab Saudi, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, dan Palestina, di mana terdapat masjid Al Aqsa sebagai tempat tersuci ketiga umat Muslim, juga telah menutup masjid-masjid mereka selama Ramadan.

"Salat Tarawih akan diadakan di rumah karena kemungkinan masjid dibuka kembali setelah krisis virus corona berakhir," kata Mufti Palestina, Sheikh Mohammed Hussein kepada Jerusalem Post.

Di Mesir, masjid-masjid juga dilaporkan akan dibuka jika Menteri Kesehatan di negaranya merasa sudah tidak lagi memiliki kasus virus corona.

Di awal bulan ini, Mesir menjadi salah satu negara pertama yang mengumumkan larangan kegiatan berjamaah akibat pandemi, termasuk di dalam masjid.

Lebih fokus pada keluarga

Rachmi Yulianti, warga Indonesia yang tinggal di Brisbane, Australia mengatakan jika Ramadan tahun ini akan sangat berbeda bagi keluarga dan komunitas Muslim asal Indonesia.

Di tahun-tahun sebelumnya, ia bersama dengan ibu-ibu lainnya membuat jadwal memasak, kemudian makanannya dibawa ke masjid untuk acara berbuka puasa bersama.

"Sedih sekali karena tahun ini kami tidak dapat melakukan itu," katanya

Sebagai gantinya, Rachmi dan suaminya berencana membuat sejumlah kegiatan di rumah, agar ketiga anak-anaknya tetap bisa merasakan suasana Ramadan.

"Bersama-sama kami akan membuat dekorasi Ramadan dan Eid, yang biasanya kami beli."

Aktivitas lain yang sudah direncanakan Rachmi untuk anak-anaknya adalah membaca dan menghafalkan surat-surat Al-Quran.

Meski harus beradaptasi dengan perubahan Ramadan akibat pandemi COVID-19, ia mengatakan inti dari Ramadan tetaplah sama.

"Saya masih melihat Ramadan sebagai kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan, refleksi diri, dan lebih fokus kepada hal-hal yang betul-betul penting bagi keluarga saya."

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads