Video satpam Museum Keris, Solo menginterogasi, memukul dan menendang seorang tukang becak yang dituduh maling viral di media sosial. UPT Museum Dinas Kebudayaan Solo menyebut peristiwa itu telah diklarifikasi kepolisian.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Solo, Didik Sunaryono membenarkan tiga orang dalam video tersebut adalah satpam Museum Keris. Satpam dan tukang becak akhirnya sudah diklarifikasi di Polresta Solo.
Pihaknya menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan satpam. Padahal seharusnya adanya penangkapan dikoordinasikan dengan kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tadi semua pihak diklarifikasi di kepolisian," ujar Didik kepada wartawan, Senin (20/4/2020).
"Yang disayangkan itu tindakan anarkisnya. Seharusnya sesuai prosedur saja," sambungnya.
Pihaknya juga telah melaporkan kejadian itu kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian.
"Kami sudah minta maaf kepada keluarga. Selanjutnya kami masih menunggu arahan wali kota," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, video yang menayangkan tiga orang pria diduga satpam menginterogasi seseorang pria viral di media sosial. Dalam posting-an akun Instagram @_infocegatansolo, dinarasikan pria yang diinterogasi adalah pengayuh becak dan dituduh maling.
Selanjutnya dituliskan kejadiannya berada di Museum Keris Sriwedari, Solo. Peristiwa terjadi pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB.
Dalam posting-an, itu dituliskan caption cerita anak pengayuh becak yang menyebutkan ayahnya masuk ke area museum dengan cara melompat pagar. Alasannya ayahnya ingin kencing dan tak mau dilihat orang.
Namun karena ketahuan, ayahnya itu diteriaki maling. Si anak menceritakan bahwa ayahnya tetap tidak mengakui karena merasa tidak mencuri. Hingga akhirnya mendapat pemukulan dan tendangan.
Posting-an itu mendapat reaksi dari warganet yang menyoroti aksi kekerasan yang dilakukan tiga pria diduga satpam. Namun ada juga yang menilai pengayuh becak tersebut bersalah karena melompat pagar kawasan museum.