Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menganggarkan Rp 3,1 miliar dalam penanggulangan virus Corona (COVID-19). Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan kuota internet hingga kompensasi pegawai.
"Di situ terlihat, yang Rp 3,1 M, pengadaan sarana penanggulangan COVID-19," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam rapat bersama dengan Komisi V DPR RI, Senin (20/4/2020).
Dwikorita menjelaskan bahwa anggaran tersebut pertama untuk pengadaan hand sanitizer, disinfektan, dan masker. Juga dianggarkan pembelian bahan bakar untuk genset alat-alat BMKG bila terjadi kondisi darurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian untuk bahan bakar solar, mengisi tangki genset untuk kondisi kedaruratan. Jadi kami menerapkan kontijensi plan dengan adanya COVID ini bisa saja sewaktu-waktu listrik mati, sehingga kami harus menyiapkan kondisi-kondisi apabila energi itu lumpuh, misalnya," ujarnya.
"Nah ini perlu penyiapan bahan bakar solar yang jauh dari volume yang kita siapkan dalam kondisi normal," sambung Dwikorita.
Dari anggaran Rp 3,1 M, yang cukup signifikan adalah untuk peningkatan kuota internet pegawai, sebab adanya kebijakan kerja dari rumah. Namun Dwikorita tak menjelaskan detail angka signifikan tersebut.
"Kemudian juga yang sangat signifikan, peningkatan kuota internet working from home dan sewa jaringan komunikasi," ucapnya.
Di tengah wabah Corona, BMKG tetap menyiagakan pegawainya untuk memantau cuaca, gempa, hingga tsunami di Indonesia dalam 24 jam. Oleh sebab itu, Dwikorita mengatakan pegawai yang bersiaga diberikan kompensasi oleh BMKG.
"Kemudian juga dalam PSBB ini, kami menempatkan petugas staf untuk siaga menjaga di kantor dalam waktu 24 jam selama satu minggu. Karena BMKG harus tetap beroperasi memberikan informasi layanan informasi cuaca, iklim, dan gempa, serta tsunami," sebut Dwikorita.
"Sehingga harus tetap ada yang bertugas dan di situ mereka kami berikan kompensasi, sebagai pengganti risiko bagi staf yang harus siaga 24 jam di kantor. Kemudian untuk pengkajian dan publikasi pengaruh cuaca dan iklim," imbuhnya.
Lab Wuhan Bantah Jadi Biang Penyebaran Virus Corona:
(rfs/elz)