Warga Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berbesar hati menyambut dan menerima pemakaman seorang warganya yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Jenazah pria berusia 68 tahun yang bekerja sebagai pedagang kacang itu dimakamkan dengan tata cara protokol pemakaman COVID-19 pada Minggu (19/4) kemarin.
Sebelum pemakaman itu sempat digelar musyawarah antara pihak kecamatan, kepolisian dan koramil setempat dibantu petugas medis serta tokoh masyarakat dan kepala dusun. Atas dasar kemanusiaan, warga menerima pasien berstatus PDP tersebut untuk dimakamkan di areal tempat pemakaman umum di kampung mereka.
"Peristiwa terjadi kemarin sekitar pukul 14.55 WIB, sebelumnya warga tersebut memang berstatus PDP dan mendapat perawatan di RSUD Jampang Kulon. Sempat di-rapid test dan hasilnya negatif," kata Camat Kalibunder Chaerul Ichwan kepada detikcom, Senin (20/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chaerul mengungkapkan proses musyawarah itu berlangsung saat kondisi pasien kondisi kritis. Musyawarah tersebut berlangsung tanpa hambatan.
"Kita berkoordinasi dengan Forkopimcam, kepala desa, kepala dusun bagaimana respons dari masyarakat. Posisi pasien saat itu sudah kritis, kita ambil kemungkinan terburuk. Kita jelaskan juga ke masyarakat bahwa pasien ini masih berstatus PDP, belum dinyatakan mengidap Corona dan hasil rapid test negatif," tutur Chaerul.
Peta Sebaran Kasus Positif Corona di Indonesia Per 19 April:
Setelah menerima penjelasan aparat setempat, warga tak menolak jasad pasien PDP tersebut. Proses pemakamannya menggunakan protokol pemakaman COVID-19.
"Warga menerima sebagai bentuk kepedulian sebagai sesama makhluk sosial dan umat beragama. Mereka mau bermusyawarah dan akhirnya menerima," kata Chairul.
Warga berstatus PDP tersebut diketahui sebelumnya mendapat perawatan di RSUD Jampang Kulon Sukabumi pada Sabtu (18/4). Ia memiliki riwayat sakit paru-paru dan gangguan pada usus.
"Pasien itu sebelumnya bekerja sebagai penjual kacang rebus di daerah Parung Kabupaten Bogor. Sudah dilakukan rapid test hasilnya negatif, pihak medis juga telah mengambil sample dahak dari belakang hidung dan tenggorokan untuk memastikan pasien tersebut positif atau tidaknya akibat COVID-19 dan sampel tersebut rencana segera dikirim ke pusat," tutur Chairul.