IDI: Data Pemerintah Terkait Corona Belum Mewakili Keseluruhan

IDI: Data Pemerintah Terkait Corona Belum Mewakili Keseluruhan

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Minggu, 19 Apr 2020 14:07 WIB
Ketua PB IDI 2018-2021 Dr Daeng M Faqih SH, MH.
Ketum IDI Daeng Faqih (Ayunda Septiani/detikcom)
Jakarta -

Ketua Pengurus Besar (PB) IDI Daeng M Faqih menilai data kematian yang diumumkan pemerintah terkait Corona (COVID-19) belum sepenuhnya mewakili keseluruhan Indonesia. Kenapa?

"Data sekarang belum mewakili keseluruhan yang sebenarnya terjadi karena keterbatasan pemeriksaan dan kecepatan pemeriksaan masih kurang. Kalau akurasi PCR itu akurat," kata Daeng saat dihubungi, Minggu (19/4/2020).

Daeng juga melihat ada ketidaksinkronan data kematian yang diungkapkan oleh pemerintah saat ini. Menurut Daeng, ketidaksinkronan itu terlihat dari banyaknya pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sebelum dilakukan pemeriksaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian juga berpotensi angka kematian berpotensi jauh lebih besar dari apa yang diumumkan pemerintah. Alasannya, karena angka kematian yang status PDP itu banyak, PDP ada yang belum diperiksa karena kurang cepat pemeriksaan PCR dan kurang luas dan ada juga yang mungkin tidak sempat diambil swab-nya, sudah terlanjur dikubur," katanya.

Daeng melihat, jika hasil dari pemeriksaan PDP terungkap cepat, kematian kasus positif Corona dipastikan akan jauh lebih besar dari data yang diumumkan pemerintah saat ini.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, Daeng meminta pemerintah membuka data pasien Corona yang positif, meninggal, ataupun sembuh segera dijabarkan secara luas, diungkap datanya. Data yang nantinya terungkap, kata Daeng, bisa digunakan untuk melakukan tracing di masyarakat.

"Pemerintah kan sampai sekarang belum mau membuka data corona. Jadi hanya diumumkan yang positif, sekian yang meninggal, sekian yang sembuh. Masih sebatas itu, dan itu yang mengetahui kan masih pemerintah pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, rumah sakit yang memeriksa," tutur dia.

"Kami meminta, sebenarnya IDI, data itu dibuka lebih luas lagi, jangan hanya orang-orang itu yang tahu dan kepada siapa, kepada yang berkepentingan, kepentingan untuk apa? Kepentingan untuk mengisolasi dan kepentingan untuk melakukan tracing. Berarti data itu sudah harus sampai ke aparat-aparat yang tingkat bawah. Aparat tingkat bawah itu apa? Ada aparat pemerintah sampai RT, RW, kepala desa," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads