RSPI Sulianti Saroso (RSPI SS) telah menangani kasus positif virus Corona (COVID-19) sejak munculnya kasus pertama di Indonesia. Seiring meningkatnya jumlah pasien, para perawat di RSPI SS mulai mendapatkan stigma negatif.
Salah seorang perawat RSPI SS, Nurdiansyah menceritakan pengalaman negatif yang dialami rekan-rekannya selama menangani pasien terkait virus Corona. Dia menyebut ada perawat yang sampai diusir dari kontrakan, ada pula yang keluarganya diasingkan oleh tetangga sekitar.
"Ini kita punya banyak suka-duka. Adalah teman-teman kita, banyak sekali alami stigma negatif. Ada teman saya yang diusir dari kontrakan, ada anaknya yang diasingkan oleh tetangga. Kalau lagi main, anak-anak mereka dijemput dan diambil tetangganya," kata Nurdiansyah dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di YouTube BNPB, Minggu (19/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurdianyah mengatakan sudah banyak rekannya yang tertular virus Corona, baik yang tertular karena sering kontak dengan pasien positif maupun akibat ketidakjujuran pasien. Bahkan, sebut dia, ada juga perawat yang sampai meninggal dunia.
"Sekarang ini teman-teman sudah mulai banyak yang terinfeksi, ada yang sudah positif, ada yang dirawat bahkan berita-berita pasien atau teman-teman yang tertular ada yang meninggal, ada yang tertular karena ketidakjujuran, ada yang tertular di luar," sebutnya.
"Jadi bulan-bulan ini kita penuh dengan duka. Jadi yang positif semakin banyak, yang meninggal juga banyak. Kita sempat berikan pita hitam untuk tanda berduka," imbuh Nurdiansyah.
Nurdiansyah mengimbau masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah dalam menangani pandemi virus Corona. Ia menekankan masyarakat merupakan garda terdepan yang dapat melindungi tenaga medis.
"Untuk masyarakat, mari kita lakukan pencegahan, masyarakat di garda terdepan dalam pencegahan. Kita, perawat dan tenaga kesehatan ada di lini belakang," ucap Nurdiansyah.
(zak/zak)