Jabar Hari Ini: Ibu Melahirkan Positif Corona-1.500 Telepon Prank COVID-19

Jabar Hari Ini: Ibu Melahirkan Positif Corona-1.500 Telepon Prank COVID-19

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 18 Apr 2020 21:28 WIB
Instagram ridwan kamil
Azriliya (7) yang bongkar celengan untuk sumbang APD juga ramaikan pemberitaan di Jabar hari ini/Foto: Instagram Ridwan Kamil
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi hari ini, Sabtu (18/4/2020). Dari mulai bocah perempuan bongkar celengan demi membeli Alat Pelindung Diri (APD), hingga call center COVID-19 Kota Bandung menjadi sasaran prank orang tidak bertanggungjawab.

Lagi Bocah Bandung Bongkar Celengan untuk Sumbang APD

Setelah Moch Hafidh Al-Bukhori, bocah berumur 10 tahun yang merupakan warga Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang rela membongkar celengannya demi membeli Alat Pelindung Diri (APD) untuk para medis.

Kini giliran Azriliya Aliya Nabila, bocah perempuan berusia 7 tahun asal Kecamatan Ngamprah yang menyumbang seluruh tabungan yang ada di celengannya untuk paramedis yang berjuang melawan COVID-19.

Azriliya menyerahkan seluruh tabungannya ke Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung. "Setelah kemarin Hafidz, kali ini adinda Azriliya Aliya Nabila, anak SD usia 7 tahun dari Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, menyumbangkan seluruh tabungannya untuk para dokter yang berjuang melawan COVID-19," tulis Emil sapaan Ridwan Kamil dalam postingan Instagramnya, Sabtu (18/4/2020).

Emil menyebut, Azriliya merupakan anak petani di Bandung Barat. "Azriliya, anak dari petani hidroponik ini, mengijabkabulkan niatnya agar seluruh tabungannya dibelikan masker bedah. Ia sudah mempraktekkan nilai mulia budaya Jawa Barat: Silah asih, Silih asuh dan Silih asah," ungkap Emil.

Dalam perbincangannya, Azriliya meminta kepada Emil agar uang tabungannya dibelikan amsker dan diberikan langsung kepada dokter.

"Nanti maskernya Pak Gubernur kasiin ke dokter ya," kata Azriliya.

"Siap neng Azriliya! Laksanakan," timpal Emil.

"Semoga amal ibadahnya jadi teladan untuk para generasinya kelak. Terima kasih untuk ayah bundanya yang berhasil mendidiknya dengan ahlak yang mulia," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Mohammad Hafidh Al-Bukhori siswa SDN 3 Dayeuhkolot, ditemani ibunya mendatangi Mapolsek Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, menyerahkan uang tabungannya untuk membantu paramedis. Uang receh yang ia tabung selama ini diserahkan ke polisi, jumlahnya Rp 453.300, terdiri dari pecahan uang logam 100, 200, 500 dan 1.000.


Kasus Pertama Positif COVID-19 di Cianjur Seorang Ibu Melahirkan

Hari ini diumukan kasus pertama positif COVID-19 di Kabupaten Cianjur. Dia merupakan seorang ibu yang meninggal usai melahirkan bayi kembar. Salah satu bayinya pun meninggal dan satu lagi dirawat di RSHS Bandung dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan, pasien positif COVID-19 berusia 26 tahun tersebut merupakan warga Kecamatan Cijati yang melahirkan pada 31 Maret 2020.

Menurut Yusman, setelah melahirkan pasien tersebut sempat dirawat di RSUD Sayang dan dinyatakan sembuh dari proses melahirkan serta tidak menunjukkan gejala sehingga diperbolehkan pulang ke rumahnya.

"Pada 4 April, pasien tersebut sempat mengeluhkan sesak nafas. Namun tidak langsung berobat. Pasien baru berobat keesokan harinya, pada tanggal 5 April," ujar Yusman kepada detik.com, Sabtu (18/4/2020).

Dari hasil pemeriksaan dan rapid test di puskesmas di Kecamatan Cijati, didapati hasilnya positif COVID-19 sehingga pada 6 April pasien langsung dirujuk ke RSUD Cimacan, sebab isolasi di RSUD Sayang Cianjur sudah penuh.

Pasien sudah menjalani penanganan medis, namun pada 7 April 2020 pasien meninggal dunia dan dimakamkan di lingkungan rumahnya di Kecamatan Cijati.

"Pasien langsung diambil sampel untuk uji swab. Dan hari ini keluar hasilnya, ternyata positif COVID-19 berdasarkan swab test atau metode RT-PCR," kata dia.

Menurut Yusman, salah seorang anak dari pasien Positif yang baru berusia belasan hari saat ini tengah menjalani perawatan di RSHS Bandung dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sebab tidak lama setelah ibunya meninggal bayi tersebut menunjukkan gejala yang mirip dengan COVID-19.

"Yang satu lagi anaknya meninggal, sedangkan yang satu sedang dirawat di RSHS. Kami masih pantai kondisinya, termasuk hasil swabnya, apakah juga positif atau negatif," pungkasnya.



Atap Rumah Berterbangan Diterjang Angin Kencang di Sukabumi

Hujan deras disertai angin kencang menerjang pemukiman warga di dua kecamatan Kota Sukabumi, Jawa Barat. Informasi yang diperoleh detikcom, bencana terjadi di Kecamatan Baros dan Cibereum, Sabtu sore.

Rumah dan kandang ayam milik warga dikabarkan ambruk, atap berterbangan di sapu angin di Kelurahan Limusnunggal dan Sindangpalay, Kecamatan Cibereum. Belum diketahui jumlah pasti berapa rumah yang mengalami kerusakan akibat kejadian tersebut.

Angin juga dikabarkan menumbangkan pohon di Jalan Garuda Kelurahan/Kecamatan Baros. Pohon Sengon sepanjang 6 meter dengan diameter 30 sentimeter menimpa atap rumah warga.

Salah seseorang warga Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum Mohon mengungkapkan, sedikitnya dua rumah di wilayah tersebut atapnya ambruk disapu angin.

"Saya sedang berteduh di toko karena hujan, tiba-tiba datang angin kencang. Atap berterbangan, ada juga kandang ayam yang ambruk. Tadi situasinya gelap, beberapa warga juga menyerukan takbir," kata Dede, salah seorang warga di Kecamatan Cibereum, kepada detikcom.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sukabumi, Zulkarnain mengungkapkan, para petugas masih dalam perjalanan menuju ke lokasi kejadian. Zul menyebut, dampak dari hujan dan angin lebat terjadi di beberapa lokasi.

"Ya, petugas sedang dalam perjalanan ke lokasi, sementara laporan yang saya terima di Kecamatan Cibeurem dan Kecamatan Baros," singkatnya.


Di Pelosok Garut, Guru Terpaksa Mengajar Door to Door di Tengah Wabah COVID-19

Seorang guru di Garut terpaksa mengajar door to door ke rumah murid-muridnya. Hal itu dilakukan karena belajar via online sulit dilakukan di pelosok Garut di tengah pandemi virus Corona ini.

Hal tersebut dilakukan oleh Ujang Setiawan (50), guru sekolah dasar (SD) Negeri Purbayani 1, Kecamatan Caringin. Di tengah pandemi COVID-19, pelajar di sana kesulitan untuk belajar.

Medan yang berada di pelosok Garut tanpa ponsel dan televisi membuat Ujang putar otak untuk mengajar murid-muridnya. Dia akhirnya memutuskan mengunjungi rumah muridnya.

"Di sini tidak semua anak memiliki HP Kalau pun ada yang punya, mereka bingung cara pakainya. TV juga sulit. Itu jelas menjadi kendala ketika menerapkan belajar online. Akhirnya saya putuskan untuk keliling ke rumah-rumah mereka," ucap Ujang saat dikonfirmasi detikcom.

Ada sekitar 45 orang anak didik Ujang. Ujang mengajar di kelas 5 sekolah dasar tersebut. Ujang mengatakan, 45 orang tersebut tersebar di enam kampung di Kecamatan Caringin.

"Cara mengajarnya, saya datang ke kampung. Murid yang ada di kampung itu saya berikan materi pembelajaran di salah satu rumah," kata Ujang.

Beragam mata pelajaran diajarkan Ujang kepada murid-muridnya. Enam hari dalam seminggu dia manfaatkan untuk berkeliling ke enam kampung itu dan mengajar para murid.

Ini merupakan inisiatif Ujang. Dia tak ingin anak didiknya kehilangan kesempatan untuk belajar di tengah pandemi Corona saat ini.

"Anak-anak kangen belajar di sekolah. Minimal dengan saya ngajar ke rumah mereka bisa mengobati kerinduan untuk belajar," tutup Ujang.


Ribuan Telepon Prank ke Call Center COVID-19, Oded: Kita Sedang Bekerja!

Nomor layanan call center COVID-19 Kota Bandung jadi sasaran orang jahil. Ada 1.500 telepon prank yang masuk. Seperti apa tanggapan Wali Kota Bandung Oded M Danial?

"Saya mohon ya, saya kaget juga ketika mendengar call center kita seolah-olah ada yang iseng-iseng," kata Oded di Pendopo Kota Bandung.

Oded menyebut, dalam kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di Kota Bandung masyarakat harusnya berempati, bukan mempermainkan nomor layanan.

"Kasihan juga kalau yang mau laporan bener-bener malah susah masuk ketika ada yang iseng-iseng," ungkapnya.

Dari informasi yang dihimpun, dari 1.600 telepon yang masuk, 1.500 di antaranya prank. Prank yang dimaksud adalah, ketika telepon diangkat oleh admin si penelepon tersebut ketawa-ketawa atau tidak berbicara.

"Imbauan saya, jangan dipakai main-main. Kita sedang bekerja, bayangkan sekarang tim medis di lapangan, dokter daan tim kesehatan. Mereka bekerja siang malam, ini malah main-main," jelasnya.

Oded menyebut, untuk saat ini pihaknya masih memberikan imbauan. Namun kalau masih ada yang seperti itu, pihaknya tak segan akan menindaklanjuti hal tersebut.

"Kalau tidak bisa diimbau, pemerintah harus hadir," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3
(wip/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads