"Kalau kita rinci, data ini sebagai berikut, sampai dengan hari ini ada 325 kasus baru, sehingga total jadi 6248 orang, ada 24 kasus sembuh sehingga total menjadi 631, dan ada 15 pasien sembuh totalnya jadi 535," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di saluran YouTube BNPB, Sabtu (18/4/2020).
Yuri mengatakan sampai sejauh ini sudah ada 45 ribu spesimen yang diperiksa terkait virus Corona. Hasilnya, penyebaran virus Corona masih terus terjadi sampai hari ini.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan spesimen lebih di 45 ribu. Mari bersama sama kita yakini bahwa penyebaran ini masih terjadi, karena itu mari berpartisipasi lebih banyak dan serius lagi karena ini permasalahan kita," ucap Yuri.
Selamat sore saudara sekalian, hari ini kami akan sampaikan progres penanganan pandemi COVID-19 yang terus secara terintegrasi kita lakukan bersama sama dengan melibatkan seluruh kementerian lembaga, melibatkan masyarakat, melibatkan pemerintah dari pusat sampai daerah, melibatkan dunia usaha yang semuanya dikoordinasikan dalam satu sistem terintegrasi di gugus tugas percepatan penangan COVID-19 baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Oleh karena itu, Ini adalah satu satunya jalan untuk kita bisa lebih efektif efisien dan terarah dalam penanganan COVID-19
Kami mohon dengan sangat agar kita semua bisa bekerja sama dengan keseluruhan sistem, dengan para petugas baik yang berada di lapangan, untuk mengendalikan kepatuhan kita dalam menjalankan tugas pembatasan sosial berskala besar. Bekerja sama dalam kaitan untuk menegakkan kepentingan kita dalam disiplin untuk tetap di rumah, disiplin untuk menggunakan masker, dan bekerja sama dengan baik dengan para petugas medis mana kala kita menjalankan layanan di faskes-faskes. Ini jadi kunci karena apabila kita bekerja sama dengan baik kita bisa menjelaskan seluruh riwayat kesehatan kita dengan baik, pada saat pemeriksaan kesehatan baik itu di klinik, di RS, atau di puskesmas maka kita akan lebih mudah melakukan tracing, melakukan upaya pemisahan, dan upaya upaya layanan kesehatan yang lebih komprehensif agar kemudian kita bisa beri penanganan dengan tepat, baik tepat untuk ke pasien dan juga tepat untuk petugas kesehatan yang melayaninya.
Oleh karena itu gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di pusat atau di daerah bekerja pada 6 arahan presiden untuk membendung penyebaran COVID-19 yaitu;
1. Kita akan lakukan pengujian sampel secara masif, dan melakukan pelacakan agresif terhadap dugaan kontak dekat, ini menjadi penting dan di sinilah letak kerja sama dibutuhkan sehingga kita tahu dengan pasti siapa yang memiliki kontak dekat atau siapa yang memiliki risiko tertular penyakit ini, tentunya juga dengan diikuti dengan langkah langkah paling bagus, terutama langkah yang bisa dilakukan sendiri terkait isolasi yang ketat dan betul-betul dilaksanakan dengan baik.
2. Kemudian manfaatkan layanan konsultasi medis dengan menggunakan teknologi, ini sudah banyak platform yang disiapkan, ini semata-mata dalam rangka mengurangi kunjungan ke rumah sakit dan risiko terjadi penularan selama berada di rumah sakit. Banyak layanan telemedicine yang bisa dimanfaatkan untuk itu.
3. Komunikasi yang efektif, yang detail, yang baik, yang transparan kepada semua pihak, komunikasi ini penting dalam rangka menyatukan pendapat, menyatukan persepsi agar kita bisa menyatukan sikap, menyatukan tindak dalam rangka memutus membendung sebaran COVID-19 ini.
4. Tadi telah kita dengar bersama keempat penegakan hukum terkait dengan hal-hal yang menggelisahkan masyarakat baik informasi, pelanggaran kesepakatan dalam kaitan PSBB. Sudah barang tentu aparat pemerintah, aparat negara bisa bekerja sama dengan baik dengan masyarakat semua agar penegakan disiplin bisa dilakukan sebaik-baiknya.
5. Semua berusaha dan semua harus lakukan upaya untuk memberikan dan memastikan jaminan jalur arus logistik dengan lancar, baik arus logistik dari pusat ke daerah, maupun arus logistik dari gudang gudang logistik sampai ke daerah daerah.
6. Terakhir adalah stimulus kebijakan ekonomi yang telah dibuat oleh pemerintah harus betul-betul tepat sasaran, stimulus ekonomi ini difokuskan pada pemutusan rantai penularan COVID-19 oleh karena itu saudara sekalian kita sudah memutuskan beberapa daerah karena pola epidemiologisnya yang terdiri dari penambahan kasus yang begitu cepat waktu ke waktu, dan kemudian terjadinya sebaran yang semakin luas di berbagai desa, kecamatan, kabupaten, dan sudah jelas terjadi penularan lokal dari seorang ke orang lain, karena itu perlu dilakukan secara kuat PSBB, maka sudah beberapa daerah yang sudah diputuskan untuk bisa memberlakukan PSBB.
Pertama adalah klaster epidemiologi Jabodetabek mulai dari Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, DKI , Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Tangerang, Tangsel, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, kemudian Provinsi Sumatera Barat, Bandung Raya, Kota Bandung dan sekitarnya, Kota Pekanbaru, Kota Makassar, dan Kota Tegal.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama untuk bisa kita tingkatkan makna dari pengesahan PSBB ini. Kita akan bisa lihat gimana sebaran ini bisa dikurangi dan gimana sebaran ini bisa dikendalikan dalam seminggu dua minggu yang akan datang. Kemudian pemerintah telah bersungguh-sungguh untuk menjamin perawatan kesehatan pada saudara saudara apabila terjangkit COVID-19. Secara anggaran sudah lebih dari Rp 400 T untuk bukan saja berikan layanan tapi juga jaring pengaman sosial, sehingga keinginan kita untuk tetap berada di rumah, mengurangi kemungkinan penularan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ini bukan pekerjaan kecil, ini bukan pekerjaan yang bisa dilakukan main-main karena itu mari kita sama sama mematuhi, bersama-sama disiplin, memenuhi imbauan pemerintah karena ini cara yang bisa kita lakukan dalam kontribusi langsung di dalam penanganan COVID. Kita harus terus menerus mengikuti perkembangan COVID ini dengan mengikuti berita yang sudah kita siapkan di berbagai situs resmi kita, baik di portal covid-19.co.id, hotline 119, WhatsApp covid, halokemkes, ada di berbagai medsos, dan portal milik Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19, aplikasi online, dan telemedicine yang lain, secara konsisten TVRI dan RRI terus memberitakan ini dan diikuti media-media lainnya.
Kita terus bekerja, data yang kita update sebagai berikut pada tanggal 18 April hari ini pada pukul 12.00 WIB sebagai berikut, bahwa kita sudah melakukan pemeriksaan spesimen lebih di 45 ribu, lebih dari 39 ribu orang, ada hasil positif sebanyak 6.248, hasil negatif 33.174, dari pemantauan yang kita lakukan ODP sudah lebih dari 176 ribu, dan kemudian PDP ada 12 ribu. Kita berharap 12 ribu lebih PDP ini betul dalam pengawasan ketat untuk kemudian kita perhatikan gejala klinisnya dan kita lakukan pemeriksaan antigen PCR. Karena ini diagnosa pasti.
Kasus sembuh 631 orang, kasus meninggal 535 orang, sudah seluruh provinsi terdampak, sudah 221 kabupaten kota terdampak. Provinsi yang kemudian jumlah pasien sembuhnya cukup banyak kita bersyukur ada 205 di DKI, 96 orang di Jatim, 44 di Jateng, 43 di Sulsel, 41 orang di Jabar, total keseluruhan provinsi lainnya kasus sembuhnya ada sebanyak 631 orang.
Saudara-saudara kalau kita rinci data ini sebagai berikut, sampai dengan hari ini ada 325 kasus baru, sehingga total jadi 6.248 orang, ada 24 kasus sembuh sehingga total menjadi 631, dan ada 15 pasien sembuh totalnya jadi 535.
Mari bersama-sama kita yakini bahwa penyebaran ini masih terjadi, karena itu mari berpartisipasi lebih banyak dan serius lagi karena ini permasalahan kita. Partisipasi bisa dilakukan dengan terus menerus kita mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker, terutama pada daerah-daerah yang sudah menetapkan PSBB, mari kita patuhi ini dengan sepenuhnya, hanya ini cara agar kita bisa lakukan dengan baik.
Kemudian kami mohon pada masyarakat paham betul bahwa pasien COVID-19 yang sudah sembuh tidak akan menularkan penyakitnya lagi, karena persyaratan sembuh itu diyakinkan bahwa dia sudah negatif di dalam tubuhnya. Kemudian banyak sekali berita beredar jenazah yang diprasangkakan jenazah COVID-19 yang dimakamkan, sebenarnya tidak ada alasan menolak jenazah ini baik secara medis dan secara agama, ketentuan yang dibuat Kemenkes, organisasi profesi, Kemenag, organisasi Majelis Ulama Indonesia mengatakan tidak ada alasan menolak jenazah.
Namun harus kita pahami bahwa jenazah yang dimakamkan dengan tata laksana penyakit menular, itu belum pasti jenazah COVID, yang ada di organisasi profesi adalah penatalaksanaan jenazah berpenyakit menular, hal yang sama juga dilakukan apabila jenazah itu meninggal karena HIV/AIDS, hepatitis B, ebola, difteri, COVID-19 semua dapat perlakuan yang sama. Amankan jenazahnya agar tidak menyebarkan penularan penyakitnya ke orang lain, Ini sudah jadi standar teknis baku yang dilaksanakan di dunia kesehatan. Pastikan tidak ada cairan sedikit pun yang ke luar dari jenazah itu ke lingkungan, kita bungkus dengan plastik, dan kemudian kita yakinkan di dalam peti yang sudah kedap, dan ditambahkan antiseptik yang cukup.
Karena itu, bukan dimaknai bahwa semua jenazah yang dimakamkan dengan prosedur jenazah penyakit menular selalu dianggap COVID-19. Kasus yang kita sampaikan terkait meninggal karena COVID itu adalah kasus yang meninggal dengan konfirmasi laboratorium positif, kasus PDP yang belum terkonfirmasi COVID maka tidak kita catat sebagai jenazah COVID-19. Ini yang harus dipahami agar tidak semua kasus yang meninggal di era sekarang dikonotasikan COVID-19.
Mari kita tingkatkan imunitas diri, pastikan kita mendapat asupan gizi yang cukup, sabar dan tenang, cukup istirahat dan cukup aktivitas fisik. Teratur dalam hidup dan munculkan perasaan gembira bersama keluarga, tetap tinggal di rumah dan pastikan kita tidak hanya diam di rumah tapi gimana kita laksanakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah, karena ini menjadi ancaman berikutnya yang perlu kita antisipasi manakala pancaroba ini membawa dampak pada peningkatan DBD, jaga jarak, pakai masker, jangan sentuh mata dan hidung sebelum cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir yang bersih.
Kita diuji, gotong-royong kita diuji, tenggang rasa kita diuji, mari bersatu, dari pusat sampai ke daerah, desa, RT-RW sampai keluarga, ini yang harus dilakukan dalam hadapi COVID-19. Karena itu pastikan kita lakukan ini dengan benar, pastikan untuk saling mengingatkan, saling melindungi, saling menjadi teladan. Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku.
Terima kasih, selamat sore.