Postingan Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman melalui akun instagramnya soal jumlah pasien positif COVID-19 disorot Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Uu menilai data yang disampaikan Budi yang menggabungkan kasus positif hasil swab dan terindikasi positif COVID-19, bisa membuat panik warga.
Budi memposting sebuah foto bergambar dirinya dan berisi data kasus COVID-19 di Tasikmalaya beberapa jam lalu. Tertulis jumlah positif COVID-19 27 orang, di mana hanya 5 yang pasien positif hasil PCR dan 22 orang hasil rapid test hingga Sabtu (18/05/2020). Seperti diketahui sesuai aturan, seseorang dinyatakan positif COVID-19 harus setelah pemeriksaan swab di laboratorium.
"Begini dalam penanganan COVID-19 selalu mengacu pada aturan permenkes aturan lain di pusat dimana tidak bisa membuat deskrisi yang itu hal prinsip hingga berakibat efek domino situasi kondisi masyarakat di lapangan. Termasuk juga dalam pengumuman jumlah positif, PDP atau ODP. Yang diumumkan positif itu kalau sudah masuk tahapan yang dilakukan bukan hasil rapid test. Kalau rapid test hanya tahap awal melihat kondisi sesorang, Kalau rapid test awal positif maka belim tentu hasilanya postif COVID-19 harus tes lanjutam melalui PCR atau Swab," ujar Uu.
Ia meminta kepala daerah ataupun juru bicara gugus COVID-19 di kabupaten dan kota tidak menyampaikan hal yang tak ada payung hukumnya.
"Kami minta kepala daerah jangan membuat kegaduhan dan menambah kegaduhan baru. Progres bagus, cekatan, hebat dalam menangani covid 19 tapi juga jangan ganggu masyarakat dengan hal yang membuat panik termasuk mengumumkan jumlah Positif hasil Rapid Test yang belum tentu positif dari hasil PCR," tutup mantan Bupati Tasikmalaya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak juga video Nongkrong di Pantai, Warga Mamuju Dibubarin Polisi:
(ern/ern)