Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diterapkan di sejumlah daerah. Sebuah survei menyebut 87% masyarakat RI percaya bahwa PSBB bisa efektif menekan penularan virus Corona.
Angka tersebut merupakan hasil temuan survei nasional dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) tentang wabah virus Corona bagi masyarakat Indonesia. Survei tersebut dilakukan dari 9 April hingga 12 April 2020 dengan melibatkan 1.200 responden. Margin of error penelitian ini juga berada di kisaran 2,9%.
Sebanyak 87,6% rakyat Indonesia setuju aturan tersebut guna mempersempit ruang penyebaran virus Corona. Namun, terdapat 21% warga yang tidak setuju dengan kebijakan kegiatan keagamaan hanya dilakukan di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berarti ada sekitar 40 juta warga dewasa yang sebenarnya masih ingin melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah. Persentase terbesar warga yang tidak setuju agar kegiatan keagamaan dilakukan di rumah saja berada di daerah Jawa Barat. Hanya 54% warga Jawa Barat yang setuju kegiatan keagamaan dilakukan di rumah saja," demikian pernyataan tertulis dari SMRC yang diterima detikcom, Jumat (17/4/2020).
Pro-kontra wacana mudik di tengah pandemi virus Corona juga turut dibahas dalam survei ini. Hasilnya menunjukkan 31% warga DKI merasa tetap ingin pulang kampung saat Lebaran nanti. Secara nasional, persentase warga yang tetap ingin mudik mencapai 11% atau setara dengan 20 juta warga dewasa.
SMRC juga memberikan rekomendasi terhadap pemerintah terkait hasil temuan mereka. Salah satu yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah kesejahteraan bagi para warga yang menggantungkan pendapatannya di sektor industri harian.
"Mengingat yang paling terdampak secara ekonomi adalah kelompok warga yang berpendapatan rendah, khususnya pekerja harian, kewajiban social distancing dan PSBB akan cenderung dilanggar oleh banyak warga yang rentan secara ekonomi. Oleh karena itu, menyubsidi mereka menjadi mendesak agar penyebaran virus bisa ditekan," tambah keterangan tersebut.
Selain itu disebutkan 77% rakyat Indonesia mengakui jika COVID-19 telah mengancam pendapatan harian mereka.
"Mayoritas rakyat Indonesia sebesar (77%) menyatakan COVID-19 telah mengancam pemasukan atau penghasilan mereka. Sekitar 25% warga atau 50 juta warga dewasa mengatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman. Lalu 15% warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk beberapa minggu," tulisnya.