Untuk menyelamatkan lebih banyak orang dari bahaya COVID-19, tes untuk mendeteksi keberadaan virus Corona perlu lebih banyak dilakukan di Indonesia. Target mengetes 10 ribu spesimen per hari dicanangkan oleh pemerintah.
Tes yang ditargetkan menjadi 10 ribu spesimen per hari adalah tes PCR (Polymerase Reaction Chain), bukan sekadar tes cepat (rapid test). Tes PCR cenderung punya akurasi lebih tinggi ketimbang rapid test.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Data Harian Tes Corona RI vs Negara Lain |
Secara akumulatif, dari 1 April hingga 15 April 2020, jumlah spesimen yang diperiksa ada 36.431 spesimen dan jumlah kasus yang diperiksa spesimen ada 33.001 orang. Dari total jumlah kasus yang diperiksa itu, 5.136 orang dinyatakan positif COVID-19. Satu kasus dapat diambil lebih dari satu jenis spesimen, meliputi tes swab dari lendir nasofaring (rongga hidung), orofaring (rongga mulut), dan sputum (dahak).
Selama ini, jumlah tes PCR per hari di Indonesia berkisar ratusan tes baru per hari. Bila menengok ke luar negeri, negara-negara lain yang terjangkit Corona tak hanya menggeler tes per hari dalam jumlah ratusan, tapi puluhan ribu tes per hari. Korea Selatan misalnya, menggelar 20 ribu tes per hari, Jerman 7 ribu tes per hari, Inggris 8 ribu tes per hari. Indonesia akan menggencot jumlah tes PCR per hari.
"Seluruh kapasitas yang dimiliki untuk tanggap terhadap pandemi COVID-19 ini, di antaranya bahwa kita harus menuju target untuk melakukan 10.000 tes PCR realtime per hari," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dalam tayangan langsung di akun YouTube BNPB, Rabu (15/4).
Strategi pemerintah demi mencapai target tes Corona 10 ribu per hari adalah mengaktifkan 78 laboratorium untuk bisa iktu mengetes spesimen COVID-19. Selama ini, hanya 32 laboratorium yang melaksanakan tes PCR.
Strategi selanjutnya adalah penyiapan reagen, atau bahan yang dipakai dalam reaksi kimia untuk pengetesan.
"Sudah barang tentu ini harus meningkatkan bukan hanya jumlah mesin tapi juga reagen, juga SDM-nya, juga sistem terkait dengan zonasi, agar memperpendek waktu kirim spesimen menuju ke laboratorium uji dan selanjutnya diinterpretasikan hasilnya," kata Yuri.
Strategi selanjutnya yakni penyiapan sumber daya manusia untuk menggenjot jumlah tes PCR. Negara sudah mendatangkan 150 ribu reagen PCR untuk segera digunakan.
"Dan ini akan segera untuk kita distribusikan ke laboratorium-laboratorium yang sudah menjadi jejaring dalam pemeriksaan COVID-19," tutur Yuri.
![]() |