Warga Korea Selatan (Korsel) tetap menggunakan hak pilih dalam pemilu parlemen di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Pemungutan suara dilakukan dengan langkah keselamatan, mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, bilik terpisah bagi pemilih yang demam dan waktu khusus bagi pemilih yang dikarantina.
Seperti dilansir AFP, Rabu (15/4/2020), pemungutan suara untuk pemilu parlemen di Korsel dimulai Rabu (15/4) pagi, sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Ada sekitar 43,9 juta pemilih yang memiliki hak suara dalam pemilu parlemen kali ini. Pemilu parlemen ini secara luas diperkirakan akan memperkuat posisi Partai Demokratik yang berkuasa dan menaungi Perdana Menteri (PM) Moon Jae-In.
Saat menggunakan hak pilih, para pemilih wajib memakai masker dan mengantre dengan jarak 1 meter satu sama lain di luar tempat pemungutan suara. Sebelum masuk ke dalam, setiap orang harus diperiksa suhu tubuhnya. Setiap pemilih juga harus membersihkan tangan dengan hand sanitizer dan memakai sarung tangan plastik. Bagi pemilih yang demam bisa menggunakan hak pilih di bilik terpisah yang disemprot disinfektan setiap selesai digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dilakukan sangat baik. Karena virus Corona, orang-orang tetap menjaga jarak dan semua orang memakai sarung tangan," ucap salah satu pemilih berusia 80 tahun, Kim Gwang-woo.
Kemudian bagi para pemilih yang harus melakukan karantina di rumah, baru akan diperbolehkan menggunakan hak pilih setelah pukul 18.00 waktu setempat, saat tempat pemungutan suara ditutup untuk umum. Hanya orang-orang yang tidak memiliki gejala yang boleh pergi ke tempat pemungutan suara dan harus kembali ke rumah sebelum pukul 19.00 waktu setempat.
Tempat pemungutan suara khusus juga dipersiapkan di delapan fasilitas karantina pada akhir pekan agar orang-orang yang wajib dikarantina juga bisa memilih. Bagi pemilih yang mengkarantina diri di rumah dan menunjukkan gejala-gejala, secara efektif kehilangan hak pilih mereka.
Survei yang dilakukan Gallup Korea pekan lalu menunjukkan 27 persen responden enggan menggunakan hak pilih karena pandemi virus Corona. Namun 72 persen responden menyatakan tidak khawatir. Jumlah pemilih diperkirakan akan tinggi, terutama setelah 11,7 juta orang termasuk Presiden Moon menggunakan hak pilih secara awal pada akhir pekan kemarin.
Korea Selatan Menggelar Pemilu di Tengah Pandemi Virus Corona:
Profesor komunikasi pada Seoul National University, Hahn Kyu-sup, menyebut bahwa virus Corona awalnya merugikan pemerintah Korsel. "Namun sekarnag dengan virus menyebar ke negara lain dan Korea Selatan menerima evaluasi relatif baik dalam pembandingan, wabah ini telah menjadi keuntungan," sebutnya.
Menurut Gallup polls, angka kepuasan Presiden Moon yang tadinya 41 persen pada akhir Januari, melonjak ke angka 57 persen pekan lalu.
Otoritas Korsel melaporkan 27 kasus virus Corona dalam 24 jam terakhir. Ini menjadi hari ke-7 secara berturut-turut saat jumlah kasus baru di bawah angka 40. Secara keseluruhan, Korsel mengonfirmasi nyaris 11 ribu kasus virus Corona, dengan 225 kematian.
Jumlah kasus baru yang terus menurun mendorong warga Korsel untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu parlemen ini.
"Dibandingkan dengan cara wabah ini ditangani di negara lain, Korea Selatan menunjukkan kemampuan disinfeksi dan penanganan yang luar biasa, yang meningkatkan kepercayaan saya terhadap pemerintah," sebut salah satu pemilih bernama Kim Ki-chul (33).