Wabah virus corona baru (COVID-19) di Indonesia menyebar di semua provinsi. Bantuan dari pemerintah pun harus disalurkan hingga ke pelosok negeri.
Namun jangkauan untuk mencapai ke Indonesia bagian timur cukup menyulitkan. Namun pemerintah tak patah arang.
Cerita ini disampaikan Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19. Yuri-begitu dia biasa disapa--mengungkap kesulitan mendistribusikan bantuan ke wilayah timur Indonesia karena penerbangan ke wilayah tersebut berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini saja sekarang kami kesulitan memberikan bantuan logistik kesehatan ke Papua karena sudah tidak ada penerbangan sekarang. Setengah mati kami. Mau ngirim bantuan saja setengah mati, harus ngirim bantuan pakai Hercules sendiri," Yuri saat dihubungi detikcom, Selasa (14/4/2020).
Yuri mengatakan proses pembagian logistik dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules. Namun, katanya, setelah sampai di Jayapura, pemerintah setempat mengalami kesusahan mendistribusikan karena kendaraan yang sulit.
"Akhirnya pakai Hercules kami sendiri sampai di Jayapura. Dari Jayapura ke kota yang kecil di gunung itu gimana, kami ngirim APD dan masker saja harus pakai Hercules sendiri. Semua Indonesia timur kan sudah banyak berkurang drastis," ujarnya.
"Akhirnya orang-orang yang mampu melanjutkan ke Indonesia (wilayah) timur tidak melanjutkan perjalanan dan menumpuk semua di Makassar," sambung Yuri.
Indonesia Timur antara lain terdiri dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua.
Kini wabah Corona telah terjadi di 34 Provinsi di Indonesia. Catatan pemerintah, jumlah korban meninggal dunia hampir merata di semua provinsi, termasuk Indonesia Timur.
"Kami sangat berduka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang terpaksa harus meninggal karena penyakit COVID-19 ini. Kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir di semua provinsi ada," kata Yuri.
Pemerintah meyakini korban jiwa masih bakal terus berjatuhan. Ini tentu saja menjadi salah satu kabar buruk.
"Dan kita juga akan meyakini bahwa ini masih akan terus terjadi," kata Yuri.
Yuri menegaskan pemerintah tidak akan mendiamkan saja keadaan saat ini. Pemerintah bakal melanjutkan kerja yang selama ini sudah dijalankan dan bakal terus ditingkatkan.
Beberapa kepala daerah di Indonesia Timur juga terus berjuang melawan virus Corona. Salah satunya dengan mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Wilayah Indonesia Timur yang mengajukan PSPP yakni Kota Sorong Papua Barat dan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun, PSBB tersebut tidak mendapat lampu hijau alias lampu merah untuk sementara karena tidak memenuhi syarat dan standar PSBB sebagaimana diterapkan pemerintah.
Penolakan permohonan PSBB itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Terawan menilai ketiga daerah itu tidak memenuhi kriteria PSBB sebagaimana daerah yang diterima.
Adapun syaratnya daerah untuk dapat ditetapkan PSBB, suatu wilayah provinsi/kabupaten/kota harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah,
b.Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.