KTT ASEAN untuk Darurat Kesehatan
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

KTT ASEAN untuk Darurat Kesehatan

Selasa, 14 Apr 2020 11:40 WIB
PLE Priatna
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Presiden Jokowi dalam KTT khusus ASEAN
Presiden Jokowi di KTT Istimewa ASEAN (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)
Jakarta -

Presiden Jokowi menjadi ketua delegasi RI dalam KTT Istimewa ASEAN dan KTT ASEAN Plus Three (Jepang, Korea Selatan, China), Selasa (12/4). Dua perhelatan besar diselenggarakan secara virtual di tengah pandemi Covid-19. Atas inisiatif Indonesia ini, ASEAN kembali menggalang solidaritas guna merumuskan resep bersama menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

ASEAN tidak mau dicap "omong doang". Agar tetap bermanfaat dan relevan bagi komunitas, para pemimpin ASEAN secara khusus kali ini turun gunung menyatukan terobosan di tengah situasi buruk dan bahkan sudah darurat ini.

Sederet gagasan menarik dilontarkan. Muncul usulan membentuk ASEANCovid-19 Response Fund, Dana ASEAN yang bergulir nanti bersama ASEAN Development Fund dan ASEAN Plus Three Cooperation Fund, modal yang bisa digunakan membeli alat kesehatan menghadapi Covid-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alangkah baiknya, bila ASEAN Covid-19 Respons Fund ini bisa menjadi lembaga konsorsium utama, lembaga pooling tidak hanya pengelola keuangan, tapi lebih dari itu juga pengelola tender dalam lelang kebutuhan ventilator, APD, dan masker bagi tenaga medis di negara ASEAN yang membutuhkan. Konsorsium diharap bisa menyatukan harga beli agar negara ASEAN yang membutuhkan tidak lagi saling bersaing, berebut harga barang yang dibutuhkan dengan harga yang tidak sama.

Di tengah momen perang terhadap Covid-19, tak ketinggalan KTT ASEAN ini juga sepakat menggulirkan protokol bersama penanganan kesehatan lintas batas termasuk upaya investigasi dan pelacakan kontak suspect.

ADVERTISEMENT

Dibentuknya satuan tugas (satgas) ad-hoc para Menteri Kesehatan ASEAN-China dalam ASEAN-China Ad Hoc Health Ministers Joint Task Force yang diputuskan 20 Maret lalu ini pun menjadi titik kolaborasi penanganan cepat di lapangan. Selain bisa berbagi pengalaman menangani Covid-19, China juga produser utama alat kesehatan maupun bahan baku industri alat kesehatan tersebut.

Tidak hanya itu, di tengah ASEAN menyiapkan protokol tata kelola rantai pasokan makanan, negara mitra (China, Jepang, dan Korea Selatan) bisa turut aktif memudahkan negara ASEAN memperoleh bahan baku termasuk untuk industri farmasi dan obat-obatan.

Agenda KTT ASEAN kali ini pun berupaya menyatukan langkah membendung dan memitigasi dampak Covid-19, termasuk yang relevan saat ini adalah memastikan kelancaran rantai pasokan regional atas makanan, obat-obatan, perlengkapan medis bagi perlindungan warga ASEAN maupun tenaga medis yang tersebar di ribuan rumah sakit.

Komitmen ASEAN tentunya bukan lagi lips service, karena ancaman pandemi Covid-19 sangat nyata, begitu cepat penularannya dan mematikan. "Kita tidak bisa menunda KTT tersebut di situasi dunia dan kawasan kita yang sedang berjuang hadapi Covid-19. KTT Istimewa ini sangat strategis untuk satukan langkah lawan Covid-19," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam keterangan tertulis, Minggu (12/4).

Maka, sebagai langkah antisipasi, ASEAN juga menyiapkan protokol yang mengelola pergerakan orang di negara ASEAN, terutama bantuan kekonsuleran bagi warga ASEAN yang menghadapi masalah. Perhatian lebih besar untuk meringankan kesulitan yang dihadapi warga ASEAN selewat prahara Covid-19 nantinya.

Kita menyadari bahwa jumlah warga yang terpapar berikut fatality rate yang berujung pada kematian terasa masih terus mengancam dan meningkat.

Larangan warga memasuki negara tetangga, melakukan perjalanan ke luar negeri, menutup perbatasan, protokol karantina 14 hari berikut ancaman bangkrutnya industri pariwisata (penerbangan, hotel, dan kunjungan wisata) misalnya, adalah keadaan darurat yang juga perlu ditangani dalam jelajah wilayah yang lebih luas, dari ujung Myanmar hingga Indonesia. Maka, ASEAN berinisiatif mengajak tiga negara mitra untuk membantu.

Jadi, tanpa jabat tangan dan prosesi foto bersama sekalipun --melalui video konferensi ini, ASEAN menepis anggapan "matinya" langkah diplomasi-- di tengah keadaan darurat kesehatan, beragam kesulitan dan kesibukan domestik dalam melindungi warga ASEAN dari pandemi yang mematikan ini.

Sederet pertemuan pendahuluan tingkat Menteri Kesehatan ASEAN, Konferensi ASEAN-Uni Eropa, dan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN ke-25, (25th Meeting of the ASEAN Coordinating Council) 9 April yang lalu pun adalah langkah bersama guna terus membumikan keberadaan ASEAN sekaligus menemukan jalan keluar terbaik.

Diplomasi regional penting, dan menghidupkan ASEAN menjadi kekuatan bermanfaat adalah langkah terobosan yang cerdik. Maka, saatnya bagi Indonesia untuk tetap menjaga dan menempatkan ASEAN bergerak membumi serta bergulat memberikan jalan keluar bagi persoalan sehari-hari dari 600 juta warga ASEAN, termasuk saat komunitas terancam pandemi virus corona ini.

Jelajah langkah diplomasi ASEAN menghidupkan kembali titik simpul kolaborasi regional di tengah tantangan berat ini tidak hanya ekspresi solidaritas, tapi lebih dari itu adalah daya dorong. Terobosan nyata menyelamatkan jutaan jiwa dari ancaman kematian dan bencana yang tidak diharapkan siapapun.

PLE Priatna alumnus FISIP UI dan Monash University, praktisi diplomasi di Jakarta

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads