Ide Pemakaman Nakes Korban Corona di TMP Berbuah Bully untuk Ganjar

Round-Up

Ide Pemakaman Nakes Korban Corona di TMP Berbuah Bully untuk Ganjar

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 14 Apr 2020 08:12 WIB
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo (Foto: dok. Humas Pemprov Jateng)
Semarang -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan tenaga kesehatan (nakes) yang menangani COVID-19 atau Corona dianugerahi bintang jasa. Ganjar juga mengakui ide memakamkan nakes korban Corona di taman makam pahlawan justru berbuah bully kepadanya.

Usul tersebut terpicu oleh peristiwa penolakan jenazah perawat yang tertular COVID-19 dalam tugasnya. Ganjar juga sebelumnya mengusulkan, jika ada tenaga medis yang gugur, dimakamkan di taman makam pahlawan.

"Kemarin saya usulkan, mereka para dokter, perawat, dan tenaga medis yang meninggal dalam perjuangannya melawan COVID-19 dapat dimakamkan di taman makam pahlawan. Ternyata itu administrasinya tidak mudah, harus ada bintang jasa. Spirit ini kita dorong, maka saya usulkan dokter, perawat, tenaga medis di seluruh Jateng yang menangani COVID-19 untuk mendapatkan bintang jasa," kata Ganjar di Semarang, Senin (13/4).


Ganjar juga menjelaskan usulan tersebut, termasuk soal taman makam pahlawan untuk tenaga medis bukan berarti mendoakan yang buruk, melainkan sebagai bentuk penghormatan para pahlawan kemanusiaan yang berjuang di baris depan melawan Corona saat ini.

"Tidak setuju dengan saya tidak apa-apa, tapi perawat setuju, dokter dari Undip setuju, saya ditelepon pensiunan TNI setuju, saya komunikasi Menko PMK setuju, Sesmil setuju, bahkan saya diminta cepat kirimkan suratnya," tegas Ganjar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahan 3 Penolak Jenazah Perawat Positif Corona, Polri: Ini Pelajaran:

ADVERTISEMENT

Hal itu sekaligus menjawab cuitan dari seorang dokter di Twitter soal yang mengatakan mereka ingin selamat dan tidak ingin dimakamkan di taman makam pahlawan. Ganjar sempat membalas dengan meminta nomor teleponnya, namun ternyata memicu perundungan terhadap Ganjar di media sosial.

"Saya itu ingin berikan penghormatan karena konteksnya kemarin ada yang menolak (pemakaman jenazah perawat di Kabupaten Semarang). Pak dokter siapa itu kan saya minta nomor telepon biar kenal, biar kenalan, kita diajari klarifikasi, konfirmasi, menjelaskan dan tabayun. Saya tidak menduga ternyata ramai, saya di-bully, niat kita baik," jelas Ganjar.

"Saya menghormati beliau, saya doakan beliau bekerja sebagai dokter dengan baik, sehat terus, saya apresiasi," imbuhnya.


Untuk diketahui, pekan lalu seorang perawat RSUP dr Kariadi, Semarang, meninggal dengan status positif Corona. Jenazah semula akan dimakamkan di samping makam ayahnya di Sewakul, Kabupaten Semarang. Namun terjadi penolakan oleh oknum warga.

Kemudian jenazah dimakamkan di kompleks Pemakaman Bergota, tepatnya di lingkungan keluarga dr Kariadi dekat rumah sakit tempat almarhumah bekerja semasa hidup.

Sementara itu, tiga provokator penolakan jenazah tersebut ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng. Mereka kini mendekam di tahanan Polda Jateng untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Halaman 2 dari 2
(alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads