Jadi Penyidik KPK, Novel Baswedan Ungkap Berkali-kali Diteror

Jadi Penyidik KPK, Novel Baswedan Ungkap Berkali-kali Diteror

Yulida Medistiara - detikNews
Sabtu, 11 Apr 2020 19:53 WIB
Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengaku kerap diteror. Meski begitu, Novel mengungkapkan alasannya tak mengecilkan niatnya dalam pemberantasan korupsi.

"Ya memang kayak intimidasi, ancaman psikis, teror, itu banyak sekali. Bahkan, saking banyaknya, saya nggak bisa hitung, tapi kalau yang langsung terlihat ada setidak-tidaknya lebih dari enam kali," kata Novel dalam siaran langsung yang disiarkan di akun Instagram ICW @sahabaticw, Sabtu (11/4/2020).

Novel menyebut pernah mengalami kriminalisasi pada 2012. Saat itu, kata dia, Ombudsman melakukan pemeriksaan dan mendapatkan fakta bahwa bukti-bukti yang digunakan untuk mengkriminalisasinya merupakan rekayasa dan manipulasi. Tak hanya itu, Novel juga pernah menjadi target teror penabrakan.



"Saya juga pernah mengalami langsung ditabrak dua kali. Paling tidak pada 2016 saya pernah ditarget ditabrak, tapi kemudian yang ditabrak orang lain. Saya juga pernah 2015 dilakukan tindakan represif lainnya dengan menggunakan penegakan hukum dan ancaman teror lainnya. Ini dilakukannya terus-menerus hingga akhirnya di 2017 serangan itu dilakukan teror kepada diri saya," ujar Novel.

Meskipun banyak mengalami teror atas tindakannya memberantas korupsi, nyali Novel tak kunjung surut. Novel mengatakan risiko memang ada, tetapi tidak boleh takut.

"Saya punya beberapa pengalaman ketika saya masih menjadi anggota Polri, ketika saya melihat langsung di tengah masyarakat bagaimana efek korupsi itu luar biasa. Saya ketika berkesempatan berjuang di kepolisian waktu itu saya mengalami tantangan yang banyak, bahkan saya pernah berpikir apakah saya teruskan dengan risiko-risiko yang banyak ini. Tapi setelah saya berpikir kembali bahwa apa yang dirasakan masyarakat ini tidak sebesar yang beberapa masyarakat rasakan efek dari korupsi yang mereka alami walaupun nggak semua masyarakat tapi bisa sebagian besar kelompok tertentu," ujarnya.



Dia menambahkan, dalam pengalamannya, tidak selalu teror yang direncanakan orang lain dirasakan Novel pribadi. Menurutnya, segala sesuatu terjadi atas izin Tuhan sehingga dia akan terus berusaha berbuat baik dengan memberantas korupsi.

"Yang kita takutkan adalah kalau kita tidak di atas kebenaran, kalau kita berbuat yang tidak benar. Tapi kalau kita berbuat baik, jangan takut. Berbuat terus semaksimal yang bisa kita lakukan. Mumpung masih bisa, mumpung masih hidup," tuturnya.

Novel, yang bergabung di KPK mulai akhir 2006, turut menyoroti beberapa kasus penyerangan terhadap penyidik KPK tetapi tidak terungkap. Ia heran apakah sengaja tidak terungkap atau tidak mampu diungkap. Ia meminta pemerintah mendukung pembersihan korupsi di aparatur penegak hukum. (yld/dkp)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads