Kementerian PPPA: 90% Anak Khawatir Terkait Penyebaran Corona

Kementerian PPPA: 90% Anak Khawatir Terkait Penyebaran Corona

Yogi Ernes - detikNews
Sabtu, 11 Apr 2020 11:26 WIB
anak-anak
Ilustrasi potret anak-anak. (Foto: shutterstock)
Jakarta -

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengatakan 90 persen anak-anak waspada terhadap penyebaran virus corona COVID-19. Kementerian PPPA mewaspadai hal ini.

Hal ini disampaikan berdasarkan survei yang digelar pada 26 Maret 2020 sampai 29 Maret 2020 di 29 provinsi di Indonesia. Responden dari survei adalah anak di bawah 18 tahun dengan 69 persen di antaranya perempuan dan 31 persen laki-laki.

"Kemudian pengaruh penyebaran COVID-19 kepada anak, mereka mengatakan bahwa 90 persen atau sebagian besar anak menjadi sangat waspada terhadap situasi, lebih paranoid. Tapi ini harus kita waspadai karena akan mengganggu kondisi psikologisnya atau menganggap hal ini biasa saja dan menganggap anak tidak peduli pada kondisi ini," ujar Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti dalam konferensi pers yang disiarkan di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (11/4/2020).


Eko menjelaskan survei yang telah dilakukan oleh pihaknya menunjukkan bahwa sumber informasi yang diterima anak terkait wabah Corona berasal dari platform internet. Sekitar 70 persen anak mempercayai informasi yang mereka terima tersebut. Sebesar 73 persen anak, lanjut Eko, juga menyatakan informasi yang mereka terima terkait virus Corona tersebut telah cukup informatif.

Eko mengatakan anak-anak berharap wabah Corona ini segera berakhir sebelum Ramadhan tiba. Banyak anak yang juga menyatakan wabah virus Corona adalah momentum bagi mereka untuk lebih punya ikatan dekat dengan anggota keluarga lainnya.

"Hasil survei ini juga menunjukkan ada harapan anak terkait wabah COVID-19. Mereka berharap wabah ini usai dan kembali seperti sedia kala sebelum Ramadhan tiba. Kemudian anak-anak juga menganggap situasi saat ini adalah momen perekat keluarga," ujar Eko.

Lalu bagaimana tanggapan anak-anak terkait gerakan belajar di rumah selama masa pandemi virus Corona?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaran Pasien Virus Corona di Indonesia, 3.512 Orang Positif:

ADVERTISEMENT



Dari hasil survei yang dilakukan Kementerian PPPA, Eko mengungkapkan 58 persen anak memiliki perasaan tidak menyenangkan terkait sistem belajar di rumah saat ini. Meski begitu, sebanyak 90 persen anak tetap merasa gerakan di rumah adalah hal yang sangat penting dilakukan di situasi sekarang.

Eko menjelaskan anak-anak tidak merasa senang dengan sistem belajar di rumah tersebut akibat banyaknya beban pekerjaan rumah atau tugas sekolah yang harus mereka kerjakan selama ini. Anak-anak ini, sambung Eko, berharap adanya komunikasi secara dua arah dalam pelaksanaan sistem belajar di rumah.



"Sebesar 90 persen anak menganggap gerakan di rumah adalah yang sangat penting. Tapi Kemudian 58 persen anak punya perasaan tidak menyenangkan selama menjalani proses belajar di rumah karena mereka sulit berinteraksi dengan teman-temannya," jelas Eko.

"Kemudian soal harapan anak tentang program belajar di rumah. Anak berharap tidak banyak diberi tugas selama belajar di rumah. Lalu ada komunikasi dua arah dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan penyediaan fasilitas internet beserta perangkatnya yang mumpuni. Anak-anak juga berharap, ketika lulus, mereka tetap bisa melakukan wisuda," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(dkp/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads