Guna menekan angka penyebaran Covid-19 semakin meluas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganjurkan untuk melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari rumah. Hal ini disampaikan melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Anjuran melakukan KBM di rumah membuat para guru menerapkan sistem belajar daring atau online dengan memanfaatkan berbagai aplikasi. Salah satu guru Bahasa Indonesia di Jakarta Islamic School, Hidya Nuralfi Mentari memanfaatkan aplikasi Zoom dan Google Classroom selama aktivitas KBM dilaksanakan dari rumah.
"Selama belajar di rumah pakai aplikasi Zoom sama Google Classroom. Kala Zoom dipakai buat video call bareng-bareng sama absen, karena zoom itu kan maksimal 100 orang jadi bisa dipakai lebih dari satu kelas juga. Tapi, kalau untuk tugas biasanya lewat Google Classroom," ujarnya saat dihubungi detikcom, Senin (06/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidya juga mengaku dengan aplikasi Google Classroom, baik siswa dan guru jadi lebih tau akan teknologi. Menurutnya, Google Classrom membuat kegiatan belajar di rumah memudahkan siswa dan guru. Pasalnya, di aplikasi tersebut terdapat banyak fitur yang sangat membantu.
"Kalau Google Classroom sebenarnya mirip WhatsApp cuma di sini gurunya bisa kirim tugas lewat fitur-fiturnya kayak assignment dan materi. Jadi, semua emang udah ada template dari aplikasinya," jelasnya.
Selain itu, lewat aplikasi tersebut Hidya juga memanfaatkan untuk membuat grup kelas yang berisi guru dan siswa. Untuk urusan tugas, ia juga merasa sangat terbantu dengan Google Classroom selama mengajar dari rumah.
"Ada grup sendiri yang isinya murid per kelas dan guru yang ngajar. Grupnya dibuat untuk ngasih tugas. Jadi, nanti murid bisa langsung jawab dan ngumpulin tugas di situ. Ada pilihannya juga mau kumpulin dalam bentuk apa. Nanti di pilihan attach bisa milih mau attach video, dokumen, foto, link, atau google form juga bisa," ujarnya.
Agar membuat para murid tetap semangat saat sekolah di rumah, Hidya juga memberikan tugas yang kreatif agar mereka tidak bosan di dalam kelas.
"Kan kalau Bahasa Indonesia ada praktek menulis dan drama. Kalau yang menulis biasanya tinggal kirim aja tulisannya. Tapi kemarin itu ada praktek drama, jadi mereka disuruh bikin drama sambil direkam. Karena lagi physical distancing, dramanya itu semacam drama monolog yang dilakuin sendiri. Nah, nanti video dramanya dikirim lewat Google Classroom," ungkapnya.
Meskipun belajar di rumah memiliki banyak dampak positif, namun Hidya mengaku muridnya lebih senang belajar di sekolah. Hal ini sering kali mereka ungkapkan saat live video call melalui Zoom.
"Mereka lebih seneng belajar di sekolah. Jadi kalau misalnya kayak lagi live Zoom mereka tuh kayak seneng gitu. Mungkin karena udah jarang ketemu, jadi sekalinya ketemu di live langsung pada kangen-kangenan. Biasanya kan kalau di kelas pada kayak bercanda ejek-ejekan, trus kalau di zoom jadi pada kompak kangen-kangenan gitu," ungkapnya.
Wali Kota Prabumulih: Jika Libur Sekolah, Apa Corona Berkurang?:
(akn/ega)