Mendengar kabar itu, warga Desa Ciherang resah oleh adanya tempat karantina yang berdekatan dengan permukiman penduduk.
Alge Kusumah (27), salah seorang warga Kampung Maleber, Desa Ciherang, mengungkapkan lokasi Vila Ciherang dengan pemukiman warga hanya 100 meter. Hal itu membuat warga khawatir nantinya dijadikan tempat karantina pasien Corona.
"Lokasinya juga dekat dengan terminal agrobisnis. Produksi pertanian sayuran dikumpulkan di sana sebelum didistribusikan ke pasar di Cianjur ataupun luar kota. Akan rentan penyebaran Corona jika terlalu dekat dengan permukiman dan sarana vital tersebut," kata dia kepada detikcom, Kamis (9/4/2020).
Dia juga mengaku warga tidak dilibatkan atau diberi tahu bahwa kawasan vila yang berada di dekat dengan pemukimannya akan dijadikan lokasi karantina.
Alge mendorong Pemkab memilih lokasi lain yang memang jauh dari permukiman, sehingga relatif lebih aman dan tidak menimbulkan keresahan warga.
"Tahunya ketika kemarin ada pengecekan lokasi oleh Pemkab. Awalnya tidak diberi tahu. Ya bagusnya jangan yang dekat permukiman, banyak vila yang lebih aman yang jauh dari permukiman," tuturnya.
Sementara itu, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan 30 ribu kamar karantina itu tersebar di berbagai wilayah, tidak hanya di satu vila.
Dia juga menjelaskan tempat karantina disiapkan sebagai antisipasi kalau kasus pasien Corona di Cianjur meninggal, terutama untuk yang berstatus PDP. Kalau isolasi di rumah sakit penuh, kamar karantina bisa jadi alternatif.
"Tapi kami berharap tidak sampai digunakan. Atau dengan kata lain Cianjur tetap aman, tidak ada lonjakan seperti daerah lain. Hingga saat ini juga tidak ada pasien yang positif berdasarkan swab test. Diharapkan tetap begitu dan Cianjur tetap jadi zona hijau," ucapnya.
"Kalau nanti digunakan, pasti ada protokol keamanan yang diterapkan sehingga tidak ada penyebaran di tempat karantina. Dijaga dan dipantau terus oleh tim medis," pungkas Herman.
Pemerintah: Isolasi Tak Dimaknai Mengasingkan Diri:
(mud/mud)