Sempat tertahan karena kebijakan lockdown di Arab Saudi, 58 jemaah umroh asal Indonesia akan dipulangkan pada Kamis (9/4) besok. Namun mereka nantinya tidak akan menjalani karantina.
"Tidak ada karantina bagi jemaah, mengingat di Bandara Soetta tidak ada tempat karantina," kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim lewat keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020).
Arfi mengatakan jemaah umroh yang baru tiba akan menjalani pemeriksaan kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. Mereka akan diberi status clear screening apabila lulus pemeriksaan. Sedangkan apabila ditemukan tanda-tanda COVID-19, akan dirujuk ke rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan dilakukan juga wawancara kesehatan menyangkut riwayat kesehatan dan kontak fisik selama di Arab Saudi, termasuk keluhan adanya demam, batuk, suhu tinggi, dan sesak napas," ujar Arfi.
Jemaah umroh dengan status clear screening akan didata dan diminta melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Data jemaah umroh langsung dikirim ke Dinas Kesehatan domisili mereka untuk dilakukan proses pemantauan kesehatan.
Sementara itu, 58 jemaah umroh akan pulang ke Tanah Air dengan Saudi Airline SV 818 dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Mereka akan transit terlebih dahulu untuk dicek kesehatannya.
"Setelah melalui proses registrasi, terdata hingga saat ini ada 58 jemaah umroh Indonesia yang akan ikut program pemulangan yang digagas Deputi Umrah Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Semua biaya pemulangan ditanggung oleh pemerintah Arab Saudi," kata Konsul Haji KJRI, Jeddah, Endang Jumali.
Saat ini, ke-58 jemaah masih menginap di hotel masing-masing, 14 orang di Jeddah, 38 orang di Mekah, dan 6 orang di Madinah. Mereka sebelumnya diberangkatkan oleh 16 Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Endang menyebut masih ada empat jemaah yang belum bisa dipulangkan. Mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit dan belum mendapat surat izin layak terbang.