Curhat Driver Ojol di Bandung yang Penghasilannya Turun Imbas Corona

Curhat Driver Ojol di Bandung yang Penghasilannya Turun Imbas Corona

Yudha Maulana - detikNews
Rabu, 08 Apr 2020 11:58 WIB
Pengemudi ojol di Bandung
Pengemudi ojol di Bandung menikmati makanan gratis di sebuah warteg di Bandung. (Foto: dok. Istimewa)
Bandung -

Dampak ekonomi akibat wabah virus Corona mulai terasa, khususnya bagi pengendara ojek daring (ojol). Kebijakan pemerintah agar bekerja atau belajar dari rumah membuat jumlah calon penumpang mereka menyusut atau anyep.

Seperti yang dialami oleh Hendi (35), pengendara ojol asal Kota Bandung. Setiap harinya ia keluar dari rumah pukul 05.00 WIB dan pulang ke kontrakannya pukul 20.00 WIB.

"Kadang dari gelap ke gelap, hanya mendapatkan lima sampai enam penumpang. Sisanya mungkin dari yang kirim makanan atau paket, tapi kalau makanan jarang, karena mungkin takut juga penumpangnya kalau bawa makanan dari luar," kata Hendi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (8/4/2020).

Sejak status darurat Corona ditetapkan, rata-rata ia hanya mendapatkan uang Rp 70 ribu per hari. Itu pun dipotong untuk makan dan mengisi bensin. "Jadi kadang yang dibawa pulang ke rumah Rp 50 ribu, bahkan kurang, belum untuk perawatan motor," ucapnya.

Untuk menambal kekurangan, Hendi terkadang melayani servis ponsel milik rekannya. Hal itu ia lakukan sepulang mengojek. Tak jarang pula ada orang baik yang memberinya uang tips.

"Ada juga yang pesan makanannya dua, satu untuk dia, satu lagi untuk driver. Orang baik pasti ada," katanya.

Hal serupa dirasakan Budi (29). Menurutnya, kondisi anyep terjadi sejak kabar pandemi ini merebak di media massa dan media sosial. Ia berharap pandemi ini bisa segera ditangani, apalagi akan menghadapi bulan Ramadhan.

"Ya jadi lumayan anyep. Kalau dulu lumayan bisa lebih dari Rp 100 ribu sehari. Sekarang mau dapat lima penumpang saja sehari susahnya minta ampun, padahal keluar pagi sampai sore," katanya.

Keadaan ini membuat sejumlah pihak bergotong royong membantu warga yang terdampak pandemi, seperti warteg gratis yang berlokasi di Jalan Terusan Jakarta, Antapani, Kota Bandung. Lokasinya dekat dengan pom bensin dan gerai retail Superindo.

Di sana pengemudi ojol, ojek pangkalan (opang), sopir, pedagang kaki lima, dan warga yang ekonominya terdampak bisa makan secara cuma-cuma.

Dina Aqmarina Yanuary Strategic Communication dari Insan Bumi Mandiri, yang menggagas warteg gratis tersebut, mengatakan dalam sehari ada 200 porsi makanan yang disediakan.

"Jadi karena kita melihat, masalah pandemi ini bukan hanya masalah kesehatan, ada dampak secara ekonomi juga. Karena WFH orang dagang nggak laku, bahkan partner warteg kita bercerita, dagang sampai malam tuh nggak habis, akhirnya makanannya dibuang atau dibagikan ke pengemis," kata Dina saat dihubungi detikcom.

Ia mengatakan dana untuk warteg gratis tersebut digalang dari para donatur di situs mereka dan kitabisa.com. "Sekarang baru hari ketiga, rencananya kita mau buka selama lima hari. Selain warteg gratis, kita juga bagikan hand sanitizer," katanya.

"Saya berharap, dalam situasi seperti ini, jangan hanya memikirkan diri sendiri, jangan lupa buat orang lain. Banyak orang yang kesulitan di sana, kita harus bisa berbagi di tengah keterbatasan ini. Kita harus membuktikan bahwa kehadiran kita ada buat mereka," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Masker Langka, 'BH' pun Jadi Penggantinya:

(yum/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads