Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi perhatian khusus kepada jemaah tablig yang baru pulang dari daerah dan luar negeri. Jokowi meminta mereka didata dengan baik.
Hal itu berkaitan dengan rencana pemulangan ribuan jemaah tablig asal Indonesia dari berbagai belahan dunia. Setidaknya ada 1.456 jemaah tablig Indonesia yang berada di luar negeri.
Sebagian besar jemaah tablig itu berada di India. Total ada 731 WNI jemaah tablig yang berada di Negeri Bollywood. Beberapa di antaranya bahkan terpapar virus Corona (COVID-19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo yang menyampaikan arahan Jokowi itu. Jokowi, kata Doni, menekankan pentingnya kerja sama antara pusat dan daerah dalam hal pendataan jemaah tablig.
"Kemudian menyangkut pekerja migran Indonesia, ABK, jemaah tablig, Bapak Presiden menetapkan pentingnya kerja sama antara pusat dan daerah untuk bisa melakukan pendataan yang baik," kata Doni seusai ratas bersama Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan langsung YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/4/2020).
Doni mengatakan, dalam waktu dekat, jemaah tablig itu akan tiba di Indonesia melalui Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara. Jokowi, kata dia, meminta agar jemaah tablig itu dikarantina selama 14 hari. Karantina mandiri dilakukan guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Isolasi mandiri bagi mereka yang baru tiba di berbagai daerah, terutama luar negeri. Seperti yang akan datang yaitu ke Bali, Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara," ujar Doni.
Sejarah Pandemi Dunia: Apakah COVID-19 yang Terparah?:
(mae/fas)